Sabtu, 29 Mei 2010

Pengharapan

Setiap manusia pasti memiliki harapan yang besar dalam hidupnya. Ada yang berharap tahun ini memiliki keluarga yang rukun, keuangan yang mapan, kesehatan yang baik, pekerjaan yang bagus, memenangkan sebanyak mungkin jiwa untuk Yesus, dan lainnya. Sebuah harapan akan membuat kita terus berjuang untuk mewujudkan harapan itu menjadi kenyataan. Walaupun kita memiliki harapan-harapan yang baik, tidak selalu Tuhan mengabulkan harapan kita. Tuhan justru sering menghadapkan kita dengan situasi yang tidak nyaman. Bagaimana tindakan kita kalau Tuhan seakan masa bodoh dengan apa yang kita harapkan?

Mari kita belajar dari perempuan Kanaan. Bukan perkara yang mudah bagi perempuan ini untuk bisa dekat dengan Yesus, karena bangsa Kanaan dan Israel selalu bermusuhan. Namun, penderitaan anaknya membuat ia menghilangkan segala egonya dan merendahkan diri dihadapan Yesus. Tetapi apa respon Yesus? Yesus justru berkata Dia hanya diutus kepada umat Israel. Secara halus Yesus menolak harapannya. Perempuan ini tak juga menyerah. Yesus dengan tegas berkata tidak pantas melemparkan roti yang disediakan untuk anak-anak kepada anjing. Perempuan ini sadar dirinya memang tak berharga, hanya orang Kanaan yang berdosa, namun dengan rendah hati dia mengamini apa yang Yesus katakan. Karena imannya begitu teguh, hati Yesus bersukacita dan mengabulkan permintaannya.

Bagaimana jika hari ini harapan kita tak kunjung menjadi kenyataan? Kita belajar mencontoh teladan perempuan Kanaan yang dengan rendah hati mau mengoreksi diri dan tak kenal putus asa menunggu berkat Tuhan turun. Sangat sering Tuhan biarkan kita menunggu lama harapan kita tak kunjung menjadi kenyataan agar kita bertumbuh secara karakter dan menjadi pemenang atas pergumulan hidup yang kita hadapi.

"Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang" (Amsal 23:18)

Tuhan Yesus Memberkati