Sebagai orang percaya, kita memiliki pilihan tentang bagaimana meresponi saat – saat terberat dalam hidup kita. Mungkin kita akan menyalahkan atau menaruh dendam dan kepahitan kepada orang lain. Namun yang terpuji adalah bila kita berpaling kepada Tuhan dan berdoa, “Tolong aku memahami rencana-Mu, ya Tuhan.”
Bila kita memahami maksud dan rencana Allah, maka iman kita pun akan bertumbuh. Karena itu sebagai orang percaya, kita memiliki hak untuk bertanya “Mengapa?” Ibarat seorang anak sedang belajar hal yang baru, kita melihat bahwa ketika sesuatu terjadi, Allah pun melakukan sesuatu sebagaimana dijanjikan-Nya. Misalnya, didalam Perjanjian Lama dikisahkan bahwa Raja Daud pernah berbuat keputusan yang salah dan sangat merusak, sehingga Allah mengizinkan badai menimpahnya guna membersihkan hidupnya. Kita lihat bahwa setelah pemimpin bangsa Israel ini mengembara di jalan yang sesat, pengalaman-pengalaman yang menyakitkan akhirnya membawanya kembali ke dalam pusat kehendak Allah. Mungkin menurut kita cara Allah itu kejam, namun Daud tidak beranggapan seperti itu. Dia menulis, “Sebelum aku tertindas, aku menyimpang, tetapi sekarang aku berpegang pada janji-Mu… Bahwa aku tertindas itu baik bagiku, supaya aku belajar ketetapan-ketetapanMu” (Mazmur 119:67,71).
Tujuan Allah mengizinkan badai menimpa kehidupan orang percaya, semata-mata adalah untuk membawa kita kepada persekutuan yang intim dengan-Nya. Kesulitan hidup menerpa kita justru supaya kita dapat menyingkirkan kekacauan dalam pikiran kita dan memfokuskan perhatian kita pada Tuhan. Selain itu, pola piker dunia yang mungkin selama ini kita pakai dibuang, dan kita diubahkan kedalam gambaran Kristus. Tujuan Allah yang utama bukanlah memberikan kita kesenangan, melainkan membentuk kita menjadi seorang hamba yang bijaksana dan taat, dan yang mengasihiNya. Ketika badai mengamuk didalam hidup kita, Tuhan sudah merencanakan bagaimana mendatangkan kebaikan dari kehancuran itu.
Carilah tujuan-Nya, dan bekerjasamalah dengan-Nya untuk mencapai tujuan itu.
Tuhan Yesus Memberkati
TUHAN membimbing orang di jalan yg harus ditempuhnya, Ia meneguhkan orang yg hidupnya berkenan kepada-Nya. Bila jatuh, ia tak akan luka parah, sebab TUHAN memegang tangannya. Sejak aku muda sampai sudah tua, tak pernah kulihat orang baik ditinggalkan TUHAN, atau anak cucunya menjadi peminta-minta. Ia selalu meminjamkan dan memberi dan anak-anaknya menjadi berkat baginya. (Mazmur 37:23-26 BIS)
Passionate Journey Into Life's Purpose