Ada sejumlah pelajaran besar yg dapat kita pelajari ketika kita bertemu kesulitan yg besar di dlm perjalanan hidup kita. Disaat-saat itulah kita menyadari bahwa betapa kita begitu kecil dan pada saat itulah kita bisa berdoa dgn lebih baik.
Seperti cerita yg mengatakan kita spt seorang "anak kecil" yg diberikan sebuah "janji". Penawaran yg diberikan adalah, menjadi seorang mahluk "kecil" atau menjadi mahluk "raksasa". Kita cenderung memilih menjadi raksasa, sangat menyenangkan!. Krn samudera luas menjadi sebuah kolam yg mudah utk di seberangi. Pegunungan dan hamparan gurun di bumi ini menjadi arena bersepeda yg menyenangkan. Namun hanya bbrp saat kita bisa rasakan keceriaan, setelah itu hidup akan terasa membosankan, krn segala sesuatu yg kita lihat berada di bawah. Tdk seorang pun bisa kita ajak bermain. Menjadi raksasa akan terasa kesepian.
Jika saja kita pilih utk menjadi mahluk kecil, pekarangan akan terasa spt hutan belantara. Kolam menjadi lautan luas,seonggok pasir di belakang rumah, menjadi padang pasir. Mahluk kecil dapat luangkan waktu di kehidupannya utk menjelajahi ruangan rumah hingga ke loteng. Betapa menyenangkannya seorang mahluk kecil yg bermain dgn kereta luncur di tengah gundukan galon es krim!. Kehidupan menjadi lebih menarik bagi seorang mahluk kecil, mahluk rendahan!. Kita tdk bisa membantah bahwa kita memang seorang mahluk kecil. Keinginan kita adalah jadi mahluk raksasa.
Paulus mengatakan keinginan itu sebagai "duri", seperti utusan iblis utk mengecoh agar Paulus meninggikan dirinya. "Dan supaya aku jangan meninggikan diri karena penyataan-penyataan yg luar biasa itu, maka aku diberi suatu duri di dalam dagingku, yaitu seorang utusan Iblis utk menggocoh aku, supaya aku jgn meninggikan diri. Tentang hal itu aku sudah tiga kali berseru kpd Tuhan, supaya utusan Iblis itu mundur dari padaku. Tetapi jawab Tuhan kepadaku: "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna". Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku." (2 Kor 12:7-9)
Tuhan Yesus Memberkati
TUHAN membimbing orang di jalan yg harus ditempuhnya, Ia meneguhkan orang yg hidupnya berkenan kepada-Nya. Bila jatuh, ia tak akan luka parah, sebab TUHAN memegang tangannya. Sejak aku muda sampai sudah tua, tak pernah kulihat orang baik ditinggalkan TUHAN, atau anak cucunya menjadi peminta-minta. Ia selalu meminjamkan dan memberi dan anak-anaknya menjadi berkat baginya. (Mazmur 37:23-26 BIS)
Passionate Journey Into Life's Purpose