Senin, 30 Agustus 2010

Tetap Sampai Selama-lamanya

"Janganlah lupa kepada pemimpin-pemimpinmu yg menyampaikan pesan Allah kepadamu. Perhatikanlah bagaimana mereka hidup dan bagaimana mereka mati, dan contohilah iman mereka. Yesus Kristus tetap sama, baik dahulu, sekarang, dan sampai selama-lamanya." (Ibrani 13:7-8, BIS)

Yesus Kristus tetap ada di masa sekarang ini.
Dia tidak pernah berkata kepada kita, "Aku ada di masa lalu".
Kita tidak bisa berpikir menyamakan Dia seperti kita, kita tetaplah manusia.
Kelak kita akan mengingat bahwa kita pernah jadi muda, pernah lebih cantik, lebih ganteng, lebih cakap dari sekarang. Karena kita cenderung menjadi orang-orang dari yg selalu mengenang masa lalu kita, yg lebih baik dari sekarang, atau yg lebih lengkap dari yg akan datang.

Bukanlah Tuhan Allah jika Dia tidak tetap teguh dalam kekuasaan-Nya.
Dia tidak berkata, "Aku adalah yg telah lewat".
Rumah Bapa di Surga bukan seperti cermin yg memiliki tampilan belakang yg berbeda dgn yg di depan. Rumah Bapa di Surga tetap Kerajaan Allah yg jadi akhir tujuan hidup kita di dunia.
Dapatkah Tuhan Allah berubah hingga lebih dari Tuhan Allah?
Tuhan Allah tidak akan pernah berubah sedetikpun.
Yesus Kristus tetap sama, baik dahulu, sekarang, dan sampai selama-lamanya.

Tuhan Yesus Memberkati.

Berikan kepada Yesus.

"Siapa yg datang dari atas adalah di atas semuanya; siapa yg berasal dari bumi, termasuk pada bumi dan berkata-kata dalam bahasa bumi. Siapa yg datang dari sorga adalah di atas semuanya." (Yohanes 3:31)

"Ketika anggur sudah habis, ibu-Nya berkata kpd Yesus, "Mereka kehabisan anggur". Yesus menjawab, "Ibu, jangan menyuruh Aku. Belum sampai waktunya Aku menyatakan diri." Tetapi ibu Yesus berkata kepada pelayan-pelayan, "Lakukan saja apa yg dikatakan-Nya kepadamu."(Yoh. 2:3-5, BIS).
Hanya itu saja. Lakukan saja apa yg dikatakan-Nya.
Maria tidak bicara dgn ngotot perihal masalah yg dihadapinya. Maria memahami nilai sebuah masalah, Maria juga memahami waktu milik Kristus. Dan Maria memberikan masalah yg dihadapinya kepada Yesus Kristus.

Jika kita menghadapi segala masalah, kita ikuti teladan Maria, ibu Yesus. Memahami inti dan nilai setiap masalah itu. Saat kita berusaha memahami, kita telah mencapai setengah langkah memecahkan masalah itu.

Berikan kepada Yesus. Sampaikan setiap masalah kita kepada Tuhan Yesus. Tidak peduli seberapa parahnya masalah itu. Dia senang mendengarkan kita dan memang siap membantu di dalam waktu-Nya. Nantikan dgn tidak ngotot dan berserah hati, apa yg akan dikatakan Tuhan Yesus. Lakukan saja apa yg dikatakan-Nya.

Tuhan Yesus Memberkati.

Selasa, 24 Agustus 2010

Dari "Apa Adanya" Menjadi "Seperti-Nya"

"Tetapi kalau kita mengakui dosa-dosa kita kepada Allah, Ia akan menepati janji-Nya dan melakukan apa yg adil. Ia akan mengampuni dosa-dosa kita dan membersihkan kita dari segala perbuatan kita yg salah. Tetapi kalau kita berkata bahwa kita tidak berdosa, kita beranggapan seakan-akan Allah pendusta dan kita tidak menyimpan perkataan Allah di hati kita." (1 Yohanes 1:9, BIS)

Setiap hari ada kesempatan bagi kita utk luangkan waktu saat teduh, dimana saat itulah kita bisa merendahkan diri di hadapan Tuhan. Mazmur menunjukkan sebuah cara bersaat teduh: "Selidikilah aku, ya Allah, dan ketahuilah hatiku; ujilah pikiranku. Tunjukkanlah segala sesuatu di dalam diriku yg membuat Engkau sedih dan tuntunlah aku di jalan hidup yg kekal." (Mzm 139:23-24, FAYH). Dgn waktu saat teduh, kita ijinkan Roh Allah mengungkapkan sesuatu di dalam diri kita-hati, pikiran & tindakan-yg tidak menyenangkan Tuhan Allah. Saat menjalin hubungan yg jujur, dgn hati & perkataan jujur kpd Tuhan Allah ttg dosa kita, kita akan temukan sebuah harta yg besar, lebih dari apa yg ada dalam diri kita.

Kita perlu memastikan bahwa kita sedang mengambil langkah seperti yg Tuhan Allah inginkan. Dgn kerendahan hati, di dalam diri kita yg apa adanya ini, ada sikap hati yg buruk, kebiasaan buruk & pikiran yg buruk. Dosa tetaplah dosa dan akarnya adalah pemberontakan akan kehendak-Nya. Dgn kerendahan hati, kita akui dosa kita kepada-Nya dan kita pun mengakui bahwa kita membutuhkan Juruselamat di dalam kehidupan kita. Dia mengasihi kita, Dia tidak ingin menghukum, tetapi mengampuni.

Tuhan Allah menerima kita apa adanya, namun Dia tidak menghendaki kita tetap mempertahankan perilaku lama kita. Karena pada saat Dia memanggil kita, Dia ingin mengubah karakter kita menjadi seperti-Nya. Bagaimana dgn kita, apakah kita sendiri bisa menerima diri kita apa adanya, disaat kita merasa memberontak akan kehendak-Nya? Apakah kita juga bisa menerima pengampunan yg ada dari-Nya?

Tuhan Yesus Memberkati.

Sahabat Kristus

Maka pada waktu itu, demikianlah Firman Tuhan, engkau akan memanggil Aku: Suamiku, dan tidak lagi memanggil Aku: Baalku! (Hosea 2:15)


Kitab Hosea adalah kitab kicah cinta! Ya, kitab ini mengungkapkan bertapa besar dan dalamnya cinta Tuhan kepada umat-Nya. Walaupun mereka tidak setia, tidak tahu berterima kasih dan berulang kali memberontak, namun Tuhan tetap ada untuk mengasihinya. Mengapa Tuhan begitu mengasihi sebuah bangsa yang demikian tegar tengkuk dan keras hati seperti ini? Ayat 15 menjadi alasannya! Tuhan melihat hal-hal ke depan tentang masa depan, pembaharuan yang terjadi dimasa mendatang. Itu sebabnya Tuhan menyatakan: "Maka pada waktu itu, demikianlah firman Tuhan, engkau akan memanggil Aku, Suamiku, dan tidak lagi memanggil Aku: Baalku!"

Ini adalah sebuah pernyataan isi hati Tuhan yang begitu dalam bagi kita semua sebagai umat-Nya! DIA menyatakan kerinduan-Nya yang terdalam yaitu supaya kita mengenal-Nya dengan mesra sama seperti seorang istri mengenal suaminya. Hal yang sama pernah Yesus ungkapkan kepada murid-muridnya dan juga diri kita ---bahwa kita bukanlah dipanggil hanya untuk menjadi hamba-hamba-Nya melainkan untuk menjadi sahabat-sahabat-Nya. Kristus adalah sahabat kita! Ia ingin selalu memiliki persekutuan yang dalam dan penuh kasih mesra bersama-sama kita.

Pandanglah Tuhan sebagai seorang sahabat yang selalu rindu untuk memeluk, memelihara, dan mengangkat kita dengan sayap-sayap kasih-Nya. Kristus adalah seorang sahabat yang penuh perhatian dan kasih-Nya akan tetap tinggal bersama-sama kita. Itu sebabnya Tuhan menawarkan diri-Nya untuk menjadi seorang sahabat. Sekalipun kita pernah mewarnai hidup kita dengan pemberontakan, ketidaktaatan, dan berkali-kali kita telah mengecewakan-Nya, sambutlah persahabatan Kristus hari ini dan jangan lagi menjauh dari-Nya.

Sedetik pun Ia tidak pernah meninggalkan hidup kita. Ia sangat perduli dan tahu bahwa kita sangat membutuhkan kekuatan dan kehadiran-Nya. Kasih dan pengampunan disediakan untuk kita hari ini. Sambutlah dan terimalah persahabatan-Nya, Ia setia menunggu dan membuka tangan untuk memeluk dan menyatakan kasih-Nya.(s)

Tuhan Yesus Memberkati.

Buah Dari Perkataan.

"Aku akan menciptakan puji-pujian pada bibir mereka yang berduka. Damai, damailah mereka, yang dekat maupun yang jauh," demikianlah firman TUHAN, "karena Aku akan menyembuhkan mereka semua." (Yesaya 57:19, FAYH)

Apakah kita tahu bahwa perkataan kita seperti sebuah benih? Di dalam benih-perkataan itu ada kekuatan yg tersimpan. Di masa yg akan datang, kita sendiri yg akan memakan buah dari benih perkataan kita. Terkadang kita sendiri tidak menyadari perkataan kita, ketika kita sampai di masa depan. Artinya, setiap perkataan kita (yg diucapkan maupun yg ditulis) akan menghasilkan kuasa terhadap keadaan dr semua yg telah kita lontarkan.

Begitu penting bagi kita untuk membuat pernyataan yg positif di dalam kehidupan kita sehari-hari. Karena saat ini kita sedang berdiri di dalam sebuah perjanjian kehidupan. Bentuk penghargaan kita kpd perjanjian hidup ini adalah dgn mengeluarkan perkataan yg baik dan tidak sia-sia. Kita harus menanamkan perkataan Firman Tuhan di dalam hati & pikiran, lalu berkata, "Saya adalah anak Allah yg diberkati, karenanya saya memiliki damai sejahtera Allah, saya sehat, saya punya bakat, saya bisa bijaksana." Jika kita menabur benih perkataan yg baik, kita sedang mempersiapkan buahnya utk kita makan ketika kita sampai di masa depan.

Hari ini mari kita pastikan, bahwa kita adalah seorang penabur benih yg baik di dlam perkataan kita. Biarkan Firman-Nya yg meluap memenuhi hati dan pikiran kita. Hingga segala yg kita katakan adalah buah cerminan Firman Tuhan dan kita tahu benih kata-kata apa yg harus kita tabur, kita lontarkan.

Doa menabur benih perkataan:
Tuhan Allah, terima kasih atas kebenaran Firman-Mu. Bantu kami agar kami menjadi penabur benih perkataan dan menjaganya hingga saatnya kelak kami menuai buahnya. Tanamkan perkataan-Firman-Mu di dalam hati kami, karena itu membuat kami dekat dan melangkah bersama-Mu. Dalam Nama Tuhan Yesus, kami memohon dan mengucap syukur. Amin.

Tuhan Yesus Memberkati.

Misi yang Sesungguhnya

Garam memang baik, tetapi jika garam menjadi hambar, dengan apakah kamu mengasinkannya? Hendaklah kamu selalu mempunyai garam dalam dirimu dan selalu hidup berdamai yang seorang dengan yang lain. (Markus 9:50)


Dalam banyak kesempatan, kita terlalu sering mendapat sebuah pertanyaan, “Apa sebenarnya tujuan hidupmu?” Akan tetapi kita sering menganggap pertanyaan itu sebagai hal yang tidak terlalu berguna sehingga kita pun kemudian lebih bersikap diam sebagai ungkapan bahwa pertanyaan seperti itu tidak perlu dijawab. Tahukah Anda bahwa ketika kita bersikap demikian, hal itu justru menunjukkan bahwa hidup kita tak ubahnya seperti laying-layang putus atau sebuah perahu yang terombang-ambing ditengah laut? Apalagi bahwa kita seorang Kristen! Kita tidak sekedar diciptakan Allah untuk sekedar diciptakan Allah untuk sekedar hidup! Banyak kita berpikir bahwa tujuan hidup hanyalah bekerja, menikah, punya anak, menghabiskan masa tua dan mati! Salah! Bukan seperti itu tujuan hidup kita yang sebenarnya. Untuk kita, Allah memanggil dan memberikan visi khusus yang harus dikerjakan.


Sekali lagi, apa sebenarnya tujuan hidup kita sebagai anak Tuhan? Alkitab sangat jelas menunjukkan kepada kita bahwa tujuan hidup kita adalah menjadi garam dan terang bagi dunia ini. Garam berfungsi untuk mencegah pembusukan dan memberi citra rasa pada makanan. Orang Romawi jaman dulu bahkan menggangap garam sebagai benda paling bersih dan jernih, itu karena garam berasal dari dua benda yang paling bersih dan jernih yaitu matahari dan laut. Tidak salah jika garam selalu dihubungkan dengan kemurnian. Sebagai garam, berikanlah pengaruh yang baik bagi orang-orang disekitar kita. Milikilah hati yang tulus dan murni dalam segala pikiran dan perbuatan hidup kita.


Terang memberi kita kemampuan untuk membedakan hal yang benar dan jahat. Terang adalah alat penyelamatan. Terang memberikan kehidupan, tanpa terang maka kita tidak akan ada kehidupan. Tujuan hidup kita adalah menjadi terang bagi bangsa-bangsa (Kisah 13:47). Terang tak pernah dikalahkan oleh kegelapan, sebaliknya kehadirannya selalu membuat kegelapan sirna. Semua ini terjadi ketika kehadiran kita selalu membuat orang lain bersyukur, bersukacita, dihiburkan, dan memuliakan Tuhan sebab melihat terang pada diri kita. Inilah tujuan hidup kita yang sesungguhnya. (s)


Tuhan Yesus Memberkati.

Kedewasaan Karakter

"Sekarang sesudah aku menjadi dewasa, aku meninggalkan sifat kanak-kanak itu." (I Korintus 13:11)


Menurut kita apa sebenarnya musuh kasih yang terbesar? Mengapa kita tidak mampu mengasihi dan mengampuni orang lain? Musuh kasih adalah kecemburuan dan keinginan untuk melakukan kehendak diri sendiri. Rasul Paulus mengungkapkan bahwa kecemburuan dan keinginan untuk melakukan kehendak diri sendiri adalah sifat seorang kanak-kanak. Kita semua tentu tahu bahwa suka cemburu dan melakukan kehendak diri sendiri adalah perilaku seorang anak kecil. Oleh karena itu, Rasul Paulus mengingatkan kita sebagai seorang yang telah 'dewasa' agar meninggalkan sifat kanak-kanak itu.

Menguntip tulisan Maurice Wagner, dalam bukunya berjudul Sensation of Somebody (Perasaan menjadi seorang) menulis: Masalah yang paling sering terjadi dalam hubungan dengan orang lain adalah sifat untuk berusaha mengendalikan mereka yang kita cintai. Ketika seorang melakukan hal ini, maka ia akan menjadi seorang yang mementingkan diri sendiri, pencemburu, dan terlalu menuntut. Sikap-sikap ini sering dimaklumi sebagai tanda dari ketidakdewasaan. Jika mau mengatasi kecenderungan untuk membenci yang tanpa kendali ini, kita harus menghadapi apa yang kita benci itu.

Mengasihi adalah kehendak Tuhan untuk kita. Seperti yang tertulis dalam kitab Roma 12:10, saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat adalah hal yang harus tampak dalah hidup orang percaya. Sadarilah bahwa kehendak Allah ini tidak akan berlaku dalam diri kita ketika kecemburuan dan keinginan untuk melakukan kehendak diri sendiri masih menguasai hidup kita. Seorang yang telah menjadi dewasa akan menghadapi segala sesuatu dengan sikap dewasa. Tetap mengasihi walau disakiti, tetap memberkati walau diperlakukan tidak baik, tetap mengampuni sekalipun dikecewakan, hal inilah yang menandai kehidupan seseorang yang telah dewasa.

Pertanyaannya, apakah kita telah menjadi seorang yang dewasa? Kedewasaan memang bukan sesuatu yang mucul instan. Namun kedewasaan akan kita dapatkan bila kita dengan rela hati mau dibentuk oleh Firman-Nya setiap hari. Ijinkan Tuhan untuk mengubah karakter kita serupa gambar Putera-Nya, waktu demi waktu.(s)


Tuhan Yesus Memberkati.

Melihat dari Sudut Pandang-Nya.

"Sebab barangsiapa masih memerlukan susu ia tidak memahami ajaran tentang kebenaran, sebab ia adalah anak kecil. Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa, yg karena mempunyai pancaindera yg terlatih untuk membedakan yg baik dari pada yg jahat." (Ibrani 5:13-14)
Di dalam Alkitab Firman Allah Yg Hidup (FAYH),Ibrani 5: 12b-14:
"Saudara seperti bayi yg hanya minum susu,dan belum dapat mengunyah makanan. Orang yg masih hidup dari susu, belum maju dalam hidup kekristenannya dan tidak tahu banyak tentang perbedaan antara yg benar dan yg salah. Ia orang Kristen yg masih bayi! Saudara tidak akan dapat mengunyah makanan rohani dan memahami hal-hal yg lebih dalam mengenai Firman Allah, kalau Saudara belum menjadi orang Kristen yg lebih baik dan belajar membedakan yg benar dari yg salah dengan melakukan hal-hal yg benar.

Dalam iman, kita melihat kehidupan ini dari sudut pandang Tuhan Allah. Tuhan Allah memberi kita pemahaman-pengertian, kebijaksanaan dan penegasan agar sedikit demi sedikit kita mengerti sudut pandang-Nya. Menolak untuk melihat dari sudut pandang Tuhan Allah, adalah sikap diri yg penuh kekerasan hati, kebodohan dan kebutaan rohani. Dgn sudut pandang-Nya, kita dimampukan untuk melihat segala sesuatu di kehidupan ini saling berhubungan dan membuat perbedaan yg tegas dari perbandingannya.

Dengan pengetahuan, yg kita dapatkan, kita belajar apa yg Tuhan Allah katakan dan lakukan. Dengan sudut pandang, kita memahami mengapa Tuhan Allah mengatakan atau melakukan seperti di dalam Firman-Nya.

Selalu belajar melihat dari sudut pandang-Nya, adalah bentuk kematangan diri serta kemampuan kita untuk mengenali perbedaan antara benar dan salah.
Tuhan Yesus Memberkati.

Kamis, 05 Agustus 2010

Mencari Pengalaman Rohani atau Mencari Tuhan.

"Aku ingin tahu apa yang akan Ia katakan, dan bagaimana Ia memberi jawaban. Apakah Ia akan melancarkan kuasa-Nya kepadaku? Tidak! Ia pasti akan mendengarkan kata-kataku. Aku tak bersalah dan dapat membela diri di hadapan-Nya, maka aku akan dinyatakan bebas untuk selama-lamanya. Kucari Allah di timur, barat, selatan, utara, tetapi di mana-mana Allah tak ada; dan aku tak dapat menemukan Dia." (Ayub 23:5-8,BIS)

Ayub tidak bisa merasakan kehadiran Allah dalam hidupnya, tetapi kenyataannya Allah tidak benar-benar meninggalkan Ayub. Karena Allah telah berjanji tidak akan membiarkan dan tidak akan meninggalkan umat-Nya.
Ketika kita beranggapan Allah sedang menjauh, perasaan dari dalam diri kita yg sebenarnya justru telah menempatkan Allah Bapa menjadi sepikir dgn kita. Kita menganggap Dia sedang marah atau sedang menghukum kita karena telah berdosa. Itu cara pandang yg terbalik dalam sebuah hubungan dgn Tuhan Allah. Justru kita telah menyingkirkan Roh Allah yg tinggal di dalam diri kita, ketika kita tidak taat pd kehendak -Nya, ketika kita sedang bertikai dgn orang lain, ketika kita sedang disibukan dgn kenyamanan duniawi.

"Namun Dia tahu segala jalanku juga setiap langkahku. Kalau seperti emas aku diuji, akan terbukti bahwa hatiku murni. Aku taat kepada-Nya dengan setia; tak pernah aku menyimpang dari jalan yang ditentukan-Nya." (Ayub 23:10-11,BIS)

Kesalahan mendasar yg sering kita lakukan dalam kehidupan rohani adalah kita lebih mencari pengalaman rohani dan bukan mencari hubungan dgn Tuhan Yesus. Kita lebih mendengarkan luapan perasaan, dan kita menganggap itu adalah bentuk penyembahan. Kita tidak sedang menyembah dgn sepenuh hati jika kita mengikuti perasaan. Sekalipun itu perasaan kedekatan dgn Kristus.
Tuhan Allah menghendaki kita tidak tergantung pada perasaan emosi jiwa belaka, melainkan menghendaki kita menggunakan segenap pikiran, perkataan dan perbuatan dalam perjalanan hidup yg menyembah Tuhan Allah.
Tuhan Yesus Memberkati.

Didikan Keras

''Didikan yang keras adalah bagi orang yang meninggalkan jalan yang benar, dan siapa benci kepada teguran akan mati.'' (Amsal 15:10)

Anak adalah buah hati yang melengkapi kehidupan rumah tangga kita. Mereka adalah penerus generasi. Pada mereka kita mengharapkan dapat meneruskan usaha yang kita rintis selama bertahun-tahun. Kita bekerja keras untuk membangun usaha, hingga berkembang menjadi maju dan akhirnya kita wariskan semua pada anak kita. Bagaimana jadinya jika perusahaan yang kita rintis secara susah payah menjadi hancur gara-gara kita tak mampu mempersiapkan generasi penerus yang kompeten. Uang yang kita kumpulkan ludes dihabiskan anak kita yang tak bisa menghargai jerih payah orang tuanya. Salah siapa?

Sebagai orang tua, perlu ditanamkan pendidikan yang benar sedini mungkin. Harapan yang membumbung tinggi tak akan terjadi jika tak dilakukan usaha yang benar. Bagaimana anak bisa menghargai uang jika ia tak pernah merasakan susahnya mencari uang. Bagaimana anak bisa menjadi anak yang baik jika tak pernah mengajaknya ke ke gereja, membaca renungan harian, membaca Alkitab?

Maka penting bagi orang tua mendidik anaknya secara benar. Marilah kita belajar dari jerapah dan burung rajawali. Keduanya mendidik anaknya secara keras supaya hidup mandiri. Induk jerapah melahirkan anaknya sambil berdiri dan bayinya jatuh ke tanah yang keras dalam kandangnya. Hal pertama yang dilakukan induk jerapah itu memberi tendangan yang cukup keras pada bayi jerapah itu. Bayi jerapah berusaha bangun dan berdiri setelah terjatuh. Namun karena masih lemah, ia mudah goyah dan jatuh lagi. Si induk menendangnya lagi, bayi jerapah itu berusaha bangun lagi, tendang lagi, bangun lagi begitu seterusnya sampai bayi jerapah itu dapat berdiri kokoh. Demikian juga dengan burung rajawali, ia akan melemparkan anaknya ke tebing yang curam supaya anaknya bisa belajar terbang. Pilihannya hanya dua, tidak mau berusaha mengepakkan sayapnya dan berusaha terbang maka akan jatuh ke jurang dan mati, tapi jika mau mengepakkan sayapnya dan berusaha terbang maka akan selamat. Didikan yang sangat keras namun dilakukan dengan karena kasih.

Jika binatang saja mampu mendidik anaknya dengan keras karena ia begitu mengasihi anaknya. apalagi Tuhan kita, kadang didik kita dengan keras untuk membentuk karakter yang kuat dalam diri kita. Jadi jangan abaikan didikan Tuhan karena Tuhan selalu menginginkan yang terbaik untuk kita.

Tuhan Yesus Memberkati.

TUHAN Yang Menyelesaikan

"Kalian tidak perlu bertempur dalam perang ini. Pergilah ke tempat yang telah ditentukan bagimu dan tunggu saja di situ. Kalian akan melihat TUHAN memberikan kemenangan kepada kalian. Hai penduduk Yehuda dan Yerusalem, janganlah cemas atau takut. Masukilah saja pertempuran itu, TUHAN akan menolong kalian!" (2 Tawarikh 20:17, BIS)

Apa yg Tuhan katakan pada Raja Yosafat, akan selalu mengingatkan kita saat sekarang ini, "Pertempuran itu bukan bagianmu, melainkan bagian-Ku. Ambil yg telah ditentukan menjadi bagianmu."

Jika kita adalah anak Allah, maka masalah kita merupakan masalah-Nya. Bapa di Surga tidak akan membiarkan anak-Nya menyelesaikan masalah hidupnya sendiri. Tuhan Allah jauh lebih baik dan berkompeten memecahkan masalah kehidupan dari-Nya, ketimbang apa yg kita lakukan. Bagian kita, tugas kita adalah percaya pada-Nya dgn sepenuh hati dan tetap melangkah. Mungkin ini yg jadi alasan kita mengalami kelelahan dalam perjalanan hidup. Seringkali kita mengalami putus asa, karena kita berpikir, "Semuanya tergantung diri saya sendiri."

Tuhan jg berkata, "Pergilah ke tempat yang telah ditentukan bagimu dan tunggu saja di situ." Lalu "Janganlah cemas atau takut. Masukilah saja pertempuran itu, TUHAN akan menolong kalian!" Tuhan menginginkan penduduk Yehuda & Yesrusalem memiliki sikap mental keberanian dan ketenangan.

Ketenangan perjalanan hidup kita ditentukan oleh iman kita yg percaya bahwa Allah sepenuhnya mengerjakan segala hal, yg memang bukan bagian kita.

Tuhan Yesus Memberkati.

Menghadapi Setiap Masalah

Hal yg paling sering kita alami ketika menghadapi badai/masalah dalam perjalanan hidup adalah bereaksi dan panik ketika kita tidak kuasa menghadapinya. Dgn menganggap pada saat itu kita sedang sendirian menghadapinya.

Seperti kejadian yg dialami para murid Yesus ketika menghadapi badai di tengah laut. Yesus tidur, para murid panik, bereaksi dgn mengerahkan kekuatan mereka utk melawan badai itu. Ketika mereka percaya bahwa Yesus mampu menenangkan badai itu, mereka tenang karena Yesus memegang kendali hidup mereka. Para murid Yesus menghadapi kejadian yg berulang dalam menghadapi badai di tengah laut. Di saat mereka berada di tengah badai, Yesus berjalan di atas air dan Yesus bermaksud melewati mereka. Yesus melihat mereka sekali lagi berada dalam kesulitan besar, dan dgn melewati mereka, Yesus menantang mereka utk berserah kepada-Nya. (lih.Markus 6:48) Yesus memberi isyarat diam-diam kpd para murid supaya mengikutsertakan Dia setiap kali menghadapi keadaan yg sulit. Ketika Yesus mau menolong mereka, Dia tidak datang sbgai seorang pembantu, namun sbgai Tuhan Allah.

Kita melakukan hal yg sama seperti yg dialami para murid Yesus. Jika kita tetap selalu menjaga kerendahan hati utk berserah dan melibatkan Tuhan Yesus di dalam setiap masalah/badai,Tuhan Yesus akan memegang kendali hidup kita dgn memberikan Kasih Karunia-Nya. Satu-satunya syarat untuk menerima Kasih Karunia-Nya adalah kerendahan hati.

Tetapi jawab Tuhan kepadaku: "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." (2 Korintus 12:9a)

Doa Menghadapi Masalah:
Tuhan Yesus, terimakasih untuk keadaan sulit yg aku hadapi saat ini. Ini adalah isyarat dari-Mu dan merupakan tamparan di pipiku yg harus aku perhatikan agar aku bergantung kepada-Mu. Tuhan Yesus tolong aku untuk menanggapi bukan bereaksi pada masalah. Tolonglah aku untuk mencari Engkau, bukan mengikuti pengertianku sendiri. Tuhan Yesus, bimbing aku utk terus maju dan tidak menyerah di tengah jalan. Engkau selalu menyelesaikan apa yg telah Engkau mulai di dalam hidupku. Dalam Nama Yesus aku memohon dan mengucap syukur. Amin.

Tuhan Yesus Memberkati.

Memohon Petunjuk

"Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah." (Kolose 3:15)

Seorang pemuda memutuskan utk berlayar keliling dunia. Namun ia takut dan khawatir, karena ia belum pernah sebelumnya berlayar di laut lepas. Lalu ia mulai membaca alkitab dan berdoa. Melalui Roh Kudus yg membimbingnya, Tuhan Yesus berkata, "Aku memberimu damai sejahtera-Ku, engkau takut dan khawatir bukan karena engkau kurang berdoa, namun engkau kurang pengetahuan ttg pelayaran. Mulailah skrg mempelajari beberapa petunjuk ttg berlayar di laut lepas."

Ketika kita merasa bimbang pada sebuah keputusan yg akan kita ambil, Damai Sejahtera Kristus lah yg akan menjadi hakimnya. Damai Sejahtera Kristus akan memerintah di dalam hati kita, sebagai suatu ketenangan karena pikiran kita telah terisi pengetahuan yg baik dan berguna di dalam perjalanan hidup kita.

Doa Memohon Petunjuk Damai Sejahtera Kristus:
Tuhan Yesus, aku perlu tahu apa yg harus aku lakukan. Arah mana yg harus aku ambil. Aku mengakui dgn jujur, beberapa pilihan yg ditawarkan ke hadapanku semua menarik. Tolonglah agar aku memahami jalan yg paling memuliakan Engkau.
Tolong aku menemukan Damai Sejahtera-Mu, dan saat aku mendapatkan Damai Sejahtera-Mu, berikan kepadaku kerendahan hati utk mengijinkan Damai Sejahtera-Mu menjadi hakim dari setiap keputusan yg aku ambil. Dalam Nama Yesus aku memohon dan mengucap syukur. Amin.

Tuhan Yesus Memberkati.

Sukacita Dalam Hidup

"Berbahagialah orang yg Kau didik, ya TUHAN, orang yg Kau ajari hukum-hukum-Mu. Kau tenangkan dia di hari-hari malapetaka, sampai digali lubang untuk menangkap orang jahat. Sebab TUHAN tak akan meninggalkan umat-Nya; Ia tak akan mengabaikan milik pusaka-Nya." (Mazmur 94:11-14 BIS)


Seseorang yg pasif dan malas tidak akan pernah mengalami sukacita surgawi. Karena ia selalu menginginkan segala sesuatu terjadi dgn baik dan lancar, namun ia hanya duduk diam dan menunggu untuk melihat segala sesuatunya terjadi dgn lancar dan berakhir baik.

"Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yg mengaum-aum dan mencari orang yg dapat ditelannya. Lawanlah dia dengan iman yg teguh, sebab kamu tahu, bahwa semua saudaramu di seluruh dunia menanggung penderitaan yg sama." (1 Petrus 5:8-9)

Seseorang yg selalu mengalami sukacita surgawi, akan berjalan dgn kedisiplinan hidup didalam Firman Tuhan. Ia tahu Tuhan akan menjadikan hidupnya menjadi baik, sekalipun ia harus meninggalkan gaya hidup kenyamanan dunia di dalam hidupnya. Sekalipun ia harus menderita karena menolak gaya hidup yg dunia tawarkan.

"Tetapi sesudah kalian menderita sebentar, Allah sendiri akan membuat kalian menjadi sempurna. Ia akan menegakkan dan menguatkan kalian serta mengokohkan kalian. Sebab Ia adalah Allah yg sangat baik hati, yg sudah memanggilmu untuk turut merasakan keagungan-Nya yg abadi melalui Kristus." (1 Petrus 5:10 BIS)

Tuhan Yesus Memberkati.

Mengikuti Rencana-Nya.

"Tuhan berkata, "Pikiran-Ku bukan pikiranmu, dan jalan-Ku bukan jalanmu. Setinggi langit di atas bumi, setinggi itulah pikiran-Ku di atas pikiranmu, dan jalan-Ku di atas jalanmu." (Yesaya 55: 8-9 BIS)

Salomo mengambil waktu untuk berdoa ketika ia menerima tugas menjadi raja menggantikan Daud, ayahnya. Salomo tidak berdoa memohon agar namanya dihormati sepanjang penugasannya menjadi raja. Salomo tidak berdoa minta istri yg cantik, penghasilan besar, bahkan ia tidak meminta Allah membuat hidupnya bahagia, sebaliknya ia berdoa, "Aku bergantung kepada-Mu, Tuhan, bukan bergantung pada kekuatan dan kemampuanku."

Doa menerima rencana Tuhan:
Tuhan Yesus, aku akan menghadapi perjalanan hidup yg Engkau beri, tantangan dan ujian ada di depan mataku. Jagalah aku agar aku tetap jujur. Tolonglah aku agar aku tidak berpura-pura seolah-olah aku memiliki semua jawaban. Biarkan hikmatMu saja yg memberi pengertian kpdku, agar aku selalu mengandalkan-Mu.
Tolonglah supaya aku tidak mundur dari perjalanan hidup ini. Sebaliknya, ingatkan aku bahwa ini merupakan jalan-Mu untuk menghasilkan penyerahan diri kepada-Mu. Aku percaya bahwa setiap ujian dalam perjalanan hidupku, menghasilkan kebutuhan diriku untuk selalu berserah kepada-Mu. Bersabdalah Tuhan, aku adalah hamba-Mu. Amin

Tuhan Yesus Memberkati.