Mungkin kita pernah berbicara seperti ini, "Jika Tuhan ada dan Dia mengijinkan aku dilahirkan kembali, lalu apa rencana-Nya untukku?". Atau mungkin juga karena diliputi banyak masalah di kehidupan kita bertanya, "Mengapa aku ada di sini dan apa yang harus aku lakukan?" Lalu akan ada pertanyaan lagi, "Bagaimana caranya agara aku mengetahui kehendak Allah, sehingga aku tidak menyia-nyiakan hidupku?"
Firman Tuhan mengatakan: "Jadi, berhati-hatilah dengan kelakuan Saudara; masa ini adalah masa yang jahat. Jangan berlaku bodoh, tetapi jadilah bijaksana; pakailah setiap kesempatan yang ada untuk melakukan kebajikan. Janganlah bertindak sembrono, melainkan carilah dan lakukan apa yang dikehendaki Tuhan dari Saudara." (Efesus 5:15-17 FAYH)
Adalah sebuah bijaksana, jika kita mencari tahu mengapa kita ditempatkan di dunia, di bumi ini. Bisa kita bayangkan, bagaimana kondisi jika kita hanya berputar-putar di dalam hutan belantara, tanpa pernah mengerti jalan keluar dari hutan itu. Sangatlah bodoh jika kita berjalan tanpa tujuan, menjalani hidup tanpa petunjuk.
Kabar baiknya, sangat beruntung bagi kita, Allah sangat serius dengan semua yang diciptakan-Nya, dan juga Allah tidak sedang bermain-main dengan hidup kita. Allah ingin kita segera memahami kehendak-Nya disetiap perjalanan hidup kita.
Jika kita melangkah tanpa tujuan, menjalani hidup tanpa petunjuk Tuhan, sudah dipastikan kita sedang memandang ke arah yang salah. Artinya lagi, mungkin kita sedang menciptakan sebuah hambatan untuk menemukan kehendak Allah. Beberapa hambatan yang sering kita ciptakan sendiri, seperti:
Kehendak Allah bukanlah sesuatu yang membicarakan tentang perasaan kita. Rencana Allah bagi hidup kita, tidak akan pernah kita temukan dari bermacam sensasi perasaan emosional kita. Rencana Allah bagi hidup kita adalah memalui berbagai kejadian tindakan kehidupan yang nyata, bukan melalui kejadian-kejadian mistis.
Kehendak Allah bukan membicarakan tentang sebuah rumus hidup. Tidak ada prosedur langkah demi langkah yang harus kita ikuti dari Kehendak Allah, yang mengharuskan kita melalui kehidupan secara kaku. Hidup kita tidak sesederhana itu, kita memerlukan lebih dari sebuah rumus dan prosedur langkah hidup.
Kehendak Allah untuk hidup kita diawali dengan hubungan kasih sejati, hubungan persahabatan dengan-Nya. Tuhan jauh lebih tertarik memiliki kita untuk menjalin hubungan kasih dengan-Nya, ketimbang memiliki kita untuk memerintahkan kita agar mengikuti prosedur seperangkat aturan hidup.
Pertama dan paling utama, Tuhan ingin kita mengenal Dia, seperti halnya Dia sudah mengenal secara persis siapa diri kita. Setelah hubungan ini dibentuk, segala sesuatu seperti keluarga, tujuan, karier, penghiburan, impian, keuangan, kesehatan dan damai sejahtera, akan diletakkan satu-per-satu di tempat kehidupan kita dengan tepat.
"Engkaulah yang membuat bagian-bagian halus di dalam tubuhku dan menenunnya di dalam rahim ibuku. Terima kasih karena Engkau telah membuat aku dengan begitu menakjubkan! Sungguh mengagumkan kalau direnungkan! Buatan tangan-Mu sungguh ajaib -- dan semua ini kusadari benar. Pada waktu aku dibentuk di tempat tersembunyi, Engkau ada di sana. Sebelum aku lahir, Engkau telah melihat aku. Sebelum aku mulai bernafas, Engkau telah merencanakan setiap hari hidupku. Setiap hariku tercantum dalam Kitab-Mu! Tuhan, sungguh indah dan menyenangkan bahwa Engkau selalu memikirkan aku. Tidak terhitung betapa seringnya pikiran-Mu tertuju kepadaku. Dan ketika aku bangun pada pagi hari, Engkau masih juga memikirkan aku." (Mazmur 139: 13-17 FAYH)
Kehendak Allah untuk hidup kita diawali dengan hubungan persahabatan.
foto :visitriverside.com