Meski kehidupan Rasul Paulus diwarnai dengan kesengsaraan, namun ia menyambut akhir hidupnya dengan perasaan damai, karena telah mengakhiri pertandingan yang baik.
Ia menulis : “Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman” (II.Timotius. 4 : 7).
Dengan penuh keyakinan ia memandang pada “Tuhan, Hakim yang adil” utuk menerima Mahkota Kebenaran, bukan kepada dunia untuk menerima pujian yg bersifat sementara dan sia2 saja.
Kita melayani Tuhan, setia mengikuti kehendak-Nya, hidup dalam ketaatan, karena mengharapkan sesuatu yang bersifat Kekekalan dan Mulia yang akan kita terima langsung dari Tuhan Yesus Hakim yang Adil pada hari-Nya. Bukan pujian yang sia-sia dari dunia ini. Inilah tujuan hidup. Hidup untuk kekekalan. (Baca: II.Timotius. 4 :1- 8)
Tuhan Yesus Memberkati
TUHAN membimbing orang di jalan yg harus ditempuhnya, Ia meneguhkan orang yg hidupnya berkenan kepada-Nya. Bila jatuh, ia tak akan luka parah, sebab TUHAN memegang tangannya. Sejak aku muda sampai sudah tua, tak pernah kulihat orang baik ditinggalkan TUHAN, atau anak cucunya menjadi peminta-minta. Ia selalu meminjamkan dan memberi dan anak-anaknya menjadi berkat baginya. (Mazmur 37:23-26 BIS)
Passionate Journey Into Life's Purpose