“Karena kamu telah mencapai tujuan imanmu, yaitu keselamatan jiwamu.” [1 Petrus 1:9]
Apapun yang kita lakukan, pasti memiliki tujuan. Tak terkecuali beriman.
Kita mungkin pernah mendengar tentang manusia perahu , mereka adalah imigran gelap yang keluar dari negeri mereka dgn menggunakan perahu seadanya berlayar tanpa tujuan, karena negeri mereka di landa berbagai konflik sosial maupun politik. Mereka terombang-ambing di lautan lepas, dan dihempas arus laut, terdampar di Indonesia. Setelah ditanya apakah memang tujuan mereka Indonesia, jawaban mereka, “Indonesia bukan tujuan kami.” Mereka berlayar tanpa tujuan dan kehilangan arah, sehingga ada diantara mereka meninggal karena kehabisan makanan.
Kita dapat bayangkan jika perjalanan hidup kita ini tanpa tujuan seperti manusia perahu. Kita akan terombang-ambing dan kehilangan daya dan pada akhirnya kehilangan segalanya bahkan nyawa kita. Coba kita ikuti kesaksian para mantan pecandu, baik narkotika atau alkoholik. Pada umumnya kesaksian mereka adalah kehilangan tujuan hidup, sehingga narkotika dan barang-barang haram lainnya menjadi tempat pelarian. Hidup mereka kosong tanpa harapan.
Beriman juga demikian. Betapa berbahaya bila kita memiliki iman yang tanpa tujuan. Hidup kita akan berakhir sia-sia. Banyak orang memiliki iman, tetapi mereka tidak tahu kemana tujuan imannya. Jadi iman yang dimiliki banyak orang sekarang ini adalah iman tanpa tujuan. Dan ini adalah kesia-siaan belaka.
Berbeda dengan kekristenan, ketika kita beriman pada Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat, ada tujuan jelas. Tujuannya yakni keselamatan jiwa dan tujuan itu pasti, bukan semoga, insyah Allah atau walahualam karena telah kita capai sebab yang kita imani adalah pemberi keselamatan itu sendiri yaitu Tuhan Yesus Kristus. (baca: Yohanes 14:6; Kisah para Rasul 4:12)
Jadi bagi kita yang percaya Yesus bukan lagi orang yang diombang-ambing dalam pelayaran kehidupan tanpa tujuan seperti manusia perahu. Kita adalah orang percaya yang memiliki tujuan iman yang pasti yakni keselamatan jiwa, dengan kata lain, Tuhan Yesus sendiri yang menghendaki kita berkumpul di Kerajaan-Nya, surga. (baca: 1 Yoh. 5:13; Roma 8:1; 5:8-9)
Tuhan Yesus Memberkati.
TUHAN membimbing orang di jalan yg harus ditempuhnya, Ia meneguhkan orang yg hidupnya berkenan kepada-Nya. Bila jatuh, ia tak akan luka parah, sebab TUHAN memegang tangannya. Sejak aku muda sampai sudah tua, tak pernah kulihat orang baik ditinggalkan TUHAN, atau anak cucunya menjadi peminta-minta. Ia selalu meminjamkan dan memberi dan anak-anaknya menjadi berkat baginya. (Mazmur 37:23-26 BIS)
Passionate Journey Into Life's Purpose