Sabtu, 03 Juli 2010

Melayani Allah dengan Melayani Orang Lain

"Siapa saja yang ingin menjadi besar harus menjadi pelayan." (Markus 10:43 MSG)

Dunia mendefinisikan makna kebesaran dari segi kuasa, harta, prestasi, dan jabatan. Dalam budaya kita, "aku adalah yg pertama". Melakukan segala sesuatu seperti seorang pelayan bukan merupakan gaya hidup yg sama sekali tidak menguntungkan. Namun bagi Tuhan Yesus, kebesaran seseorang bukan diukur dr status melainkan bagaimana pelayanannya.
Allah menentukan kebesaran kita dgn berapa banyak orang yg bisa kita layani, bukan berapa banyak orang yg melayani kita.

Setiap orang ingin memimpin, tidak seorang pun ingin menjadi pelayan. Banyak orang menjadi lebih suka menjadi "hamba yg memimpin" bukan menjadi hamba pelayan biasa. Jika kita ingin mengikuti gaya hidup Yesus dlm melayani, kita harus menghapus berbagai syarat, seperti berpusat pd diri sendiri dan bisa memerintah orang lain.
Meskipun kita tahu pentingnya melayani Tuhan, tanpa memiliki hati seorang hamba, kita akan tergoda untuk menyalahgunakan pelayanan kpd Tuhan hanya utk keuntungan pribadi. Seringkali Allah menguji hati kita dgn meminta kita untuk melayani dgn cara-cara sederhana. Jika kita melihat seseorang jatuh, Allah mengharapkan kita membantu dia berdiri, bukan dgn berdalih, "Aku tidak begitu kuat menarik dia utk berdiri."

Apa yg kita lakukan menunjukkan bagaimana bentuk pelayanan kita, tetapi dgn hati seorang hamba, akan menunjukkan kedewasaan kita. Semua orang bisa melayani, yg diperlukan hanyalah memiliki hati dan karakter seorang pelayan. (baca. Matius 7:15-16).

Tuhan Yesus Memberkati.