Senin, 12 Juli 2010

Hidup Dengan Perasaan atau Firman-Nya?

"Semua orang yg dipimpin oleh Roh Allah adalah anak-anak Allah. Maka kita tidak usah menjadi seperti hamba yg membungkuk-bungkuk ketakutan, tetapi kita harus berlaku seperti anak Allah sendiri, yg diangkat menjadi anggota keluarga-Nya, dan memanggil Dia: "Bapa." Karena jauh di dalam lubuk hati kita, Roh-Nya yg kudus berbicara kepada kita dan menyatakan bahwa kita benar-benar anak Allah. (Roma 8:14-16 FAYH)

Perasaan kita bisa sangat menipu, karena perasaan kita selalu timbul dari semua keinginan kita, seperti ketakutan, prasangka, pergaulan, gaya hidup dan pengalaman masa lalu. Hanya dengan Roh Allah kita bisa mengembangkan kepekaan hati untuk memilah mana yg benar, yg salah dan yg bisa menyesatkan. Namun yg kerap kali terjadi, kita hanya benar-benar dapat menerima pimpinan Roh Kudus hanya sesaat, hanya satu hari, setelah itu cara berpikir kita berikutnya mengikuti yg salah.

Begitu sering kita membuat keputusan berdasarkan apa yg kita rasakan atau pikirkan. Dan kita melakukan tanpa menyadari bahwa kita telah melakukan sesuatu yg bertentangan dengan pemikiran Tuhan. Kita akan subyektif dengan perasaan kita, dan kita mungkin menganggap mendengar suara Tuhan ditengah masalah dan zona kenyamanan hidup kita. Oleh karena itu, orang yg masih di bawah kekuasaan tabiat lama dan cenderung untuk mengikuti keinginan lama yg jahat, tidak mungkin dapat menyukakan hati Allah.

Roh Kudus akan selalu berbicara objektif di dalam Firman-Nya pada kita, apakah kita akan menyukai atau tidak, tertarik atau tidak. Ambil waktu hening, berdiam, hanya itu. Lalu berikan prioritas keyakinan kita pada inti kebutuhan dan tujuan hidup kita seperti yg Firman Allah katakan.

Tuhan Yesus Memberkati.