Garam memang baik, tetapi jika garam menjadi hambar, dengan apakah kamu mengasinkannya? Hendaklah kamu selalu mempunyai garam dalam dirimu dan selalu hidup berdamai yang seorang dengan yang lain. (Markus 9:50)
Dalam banyak kesempatan, kita terlalu sering mendapat sebuah pertanyaan, “Apa sebenarnya tujuan hidupmu?” Akan tetapi kita sering menganggap pertanyaan itu sebagai hal yang tidak terlalu berguna sehingga kita pun kemudian lebih bersikap diam sebagai ungkapan bahwa pertanyaan seperti itu tidak perlu dijawab. Tahukah Anda bahwa ketika kita bersikap demikian, hal itu justru menunjukkan bahwa hidup kita tak ubahnya seperti laying-layang putus atau sebuah perahu yang terombang-ambing ditengah laut? Apalagi bahwa kita seorang Kristen! Kita tidak sekedar diciptakan Allah untuk sekedar diciptakan Allah untuk sekedar hidup! Banyak kita berpikir bahwa tujuan hidup hanyalah bekerja, menikah, punya anak, menghabiskan masa tua dan mati! Salah! Bukan seperti itu tujuan hidup kita yang sebenarnya. Untuk kita, Allah memanggil dan memberikan visi khusus yang harus dikerjakan.
Sekali lagi, apa sebenarnya tujuan hidup kita sebagai anak Tuhan? Alkitab sangat jelas menunjukkan kepada kita bahwa tujuan hidup kita adalah menjadi garam dan terang bagi dunia ini. Garam berfungsi untuk mencegah pembusukan dan memberi citra rasa pada makanan. Orang Romawi jaman dulu bahkan menggangap garam sebagai benda paling bersih dan jernih, itu karena garam berasal dari dua benda yang paling bersih dan jernih yaitu matahari dan laut. Tidak salah jika garam selalu dihubungkan dengan kemurnian. Sebagai garam, berikanlah pengaruh yang baik bagi orang-orang disekitar kita. Milikilah hati yang tulus dan murni dalam segala pikiran dan perbuatan hidup kita.
Terang memberi kita kemampuan untuk membedakan hal yang benar dan jahat. Terang adalah alat penyelamatan. Terang memberikan kehidupan, tanpa terang maka kita tidak akan ada kehidupan. Tujuan hidup kita adalah menjadi terang bagi bangsa-bangsa (Kisah 13:47). Terang tak pernah dikalahkan oleh kegelapan, sebaliknya kehadirannya selalu membuat kegelapan sirna. Semua ini terjadi ketika kehadiran kita selalu membuat orang lain bersyukur, bersukacita, dihiburkan, dan memuliakan Tuhan sebab melihat terang pada diri kita. Inilah tujuan hidup kita yang sesungguhnya. (s)
Tuhan Yesus Memberkati.
TUHAN membimbing orang di jalan yg harus ditempuhnya, Ia meneguhkan orang yg hidupnya berkenan kepada-Nya. Bila jatuh, ia tak akan luka parah, sebab TUHAN memegang tangannya. Sejak aku muda sampai sudah tua, tak pernah kulihat orang baik ditinggalkan TUHAN, atau anak cucunya menjadi peminta-minta. Ia selalu meminjamkan dan memberi dan anak-anaknya menjadi berkat baginya. (Mazmur 37:23-26 BIS)
Passionate Journey Into Life's Purpose