"Sekarang sesudah aku menjadi dewasa, aku meninggalkan sifat kanak-kanak itu." (I Korintus 13:11)
Menurut kita apa sebenarnya musuh kasih yang terbesar? Mengapa kita tidak mampu mengasihi dan mengampuni orang lain? Musuh kasih adalah kecemburuan dan keinginan untuk melakukan kehendak diri sendiri. Rasul Paulus mengungkapkan bahwa kecemburuan dan keinginan untuk melakukan kehendak diri sendiri adalah sifat seorang kanak-kanak. Kita semua tentu tahu bahwa suka cemburu dan melakukan kehendak diri sendiri adalah perilaku seorang anak kecil. Oleh karena itu, Rasul Paulus mengingatkan kita sebagai seorang yang telah 'dewasa' agar meninggalkan sifat kanak-kanak itu.
Menguntip tulisan Maurice Wagner, dalam bukunya berjudul Sensation of Somebody (Perasaan menjadi seorang) menulis: Masalah yang paling sering terjadi dalam hubungan dengan orang lain adalah sifat untuk berusaha mengendalikan mereka yang kita cintai. Ketika seorang melakukan hal ini, maka ia akan menjadi seorang yang mementingkan diri sendiri, pencemburu, dan terlalu menuntut. Sikap-sikap ini sering dimaklumi sebagai tanda dari ketidakdewasaan. Jika mau mengatasi kecenderungan untuk membenci yang tanpa kendali ini, kita harus menghadapi apa yang kita benci itu.
Mengasihi adalah kehendak Tuhan untuk kita. Seperti yang tertulis dalam kitab Roma 12:10, saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat adalah hal yang harus tampak dalah hidup orang percaya. Sadarilah bahwa kehendak Allah ini tidak akan berlaku dalam diri kita ketika kecemburuan dan keinginan untuk melakukan kehendak diri sendiri masih menguasai hidup kita. Seorang yang telah menjadi dewasa akan menghadapi segala sesuatu dengan sikap dewasa. Tetap mengasihi walau disakiti, tetap memberkati walau diperlakukan tidak baik, tetap mengampuni sekalipun dikecewakan, hal inilah yang menandai kehidupan seseorang yang telah dewasa.
Pertanyaannya, apakah kita telah menjadi seorang yang dewasa? Kedewasaan memang bukan sesuatu yang mucul instan. Namun kedewasaan akan kita dapatkan bila kita dengan rela hati mau dibentuk oleh Firman-Nya setiap hari. Ijinkan Tuhan untuk mengubah karakter kita serupa gambar Putera-Nya, waktu demi waktu.(s)
Tuhan Yesus Memberkati.
TUHAN membimbing orang di jalan yg harus ditempuhnya, Ia meneguhkan orang yg hidupnya berkenan kepada-Nya. Bila jatuh, ia tak akan luka parah, sebab TUHAN memegang tangannya. Sejak aku muda sampai sudah tua, tak pernah kulihat orang baik ditinggalkan TUHAN, atau anak cucunya menjadi peminta-minta. Ia selalu meminjamkan dan memberi dan anak-anaknya menjadi berkat baginya. (Mazmur 37:23-26 BIS)
Passionate Journey Into Life's Purpose