''Didikan yang keras adalah bagi orang yang meninggalkan jalan yang benar, dan siapa benci kepada teguran akan mati.'' (Amsal 15:10)
Anak adalah buah hati yang melengkapi kehidupan rumah tangga kita. Mereka adalah penerus generasi. Pada mereka kita mengharapkan dapat meneruskan usaha yang kita rintis selama bertahun-tahun. Kita bekerja keras untuk membangun usaha, hingga berkembang menjadi maju dan akhirnya kita wariskan semua pada anak kita. Bagaimana jadinya jika perusahaan yang kita rintis secara susah payah menjadi hancur gara-gara kita tak mampu mempersiapkan generasi penerus yang kompeten. Uang yang kita kumpulkan ludes dihabiskan anak kita yang tak bisa menghargai jerih payah orang tuanya. Salah siapa?
Sebagai orang tua, perlu ditanamkan pendidikan yang benar sedini mungkin. Harapan yang membumbung tinggi tak akan terjadi jika tak dilakukan usaha yang benar. Bagaimana anak bisa menghargai uang jika ia tak pernah merasakan susahnya mencari uang. Bagaimana anak bisa menjadi anak yang baik jika tak pernah mengajaknya ke ke gereja, membaca renungan harian, membaca Alkitab?
Maka penting bagi orang tua mendidik anaknya secara benar. Marilah kita belajar dari jerapah dan burung rajawali. Keduanya mendidik anaknya secara keras supaya hidup mandiri. Induk jerapah melahirkan anaknya sambil berdiri dan bayinya jatuh ke tanah yang keras dalam kandangnya. Hal pertama yang dilakukan induk jerapah itu memberi tendangan yang cukup keras pada bayi jerapah itu. Bayi jerapah berusaha bangun dan berdiri setelah terjatuh. Namun karena masih lemah, ia mudah goyah dan jatuh lagi. Si induk menendangnya lagi, bayi jerapah itu berusaha bangun lagi, tendang lagi, bangun lagi begitu seterusnya sampai bayi jerapah itu dapat berdiri kokoh. Demikian juga dengan burung rajawali, ia akan melemparkan anaknya ke tebing yang curam supaya anaknya bisa belajar terbang. Pilihannya hanya dua, tidak mau berusaha mengepakkan sayapnya dan berusaha terbang maka akan jatuh ke jurang dan mati, tapi jika mau mengepakkan sayapnya dan berusaha terbang maka akan selamat. Didikan yang sangat keras namun dilakukan dengan karena kasih.
Jika binatang saja mampu mendidik anaknya dengan keras karena ia begitu mengasihi anaknya. apalagi Tuhan kita, kadang didik kita dengan keras untuk membentuk karakter yang kuat dalam diri kita. Jadi jangan abaikan didikan Tuhan karena Tuhan selalu menginginkan yang terbaik untuk kita.
Tuhan Yesus Memberkati.
TUHAN membimbing orang di jalan yg harus ditempuhnya, Ia meneguhkan orang yg hidupnya berkenan kepada-Nya. Bila jatuh, ia tak akan luka parah, sebab TUHAN memegang tangannya. Sejak aku muda sampai sudah tua, tak pernah kulihat orang baik ditinggalkan TUHAN, atau anak cucunya menjadi peminta-minta. Ia selalu meminjamkan dan memberi dan anak-anaknya menjadi berkat baginya. (Mazmur 37:23-26 BIS)
Passionate Journey Into Life's Purpose