Minggu, 25 Juli 2010

Kepahitan Merugikan Diri Sendiri

'Jagalah supaya jangan ada seorang pun menjauhkan diri dari kasih karunia Allah, agar jangan tumbuh akar pahit yang menimbulkan kerusuhan dan yang mencemarkan banyak orang.'' (Ibrani 12:15)

Pernahkah anda dilukai oleh orang lain?
Jika ya, sudahkah anda terlepas dari rasa sakit?
atau luka tersebut terus tertoreh di dalam hati anda?

Disakiti atau diperlakukan tidak adil merupakan bagian dari kehidupan setiap orang. Yang menjadi masalah adalah bagaimana kita menyikapi diri kita bila hal tersebut terjadi dalam kehidupan kita.

Saat disakiti kita dapat memilih untuk terus mencengkeram rasa sakit dan menjadi pahit hati. Hidup kita menjadi menderita, kita membenci dan menyalahkan orang yang menyakiti kita. Satu hal yang pasti bila pilihan ini yang kita ambil, maka orang yang menyakiti kita tidak akan tersakiti, tapi kita sedang menyakiti diri kita sendiri. Dan bila dibiarkan terus menerus akan menjadi akar pahit dalam hidup kita.

Kepahitan bisa menjadi sesuatu yang mematikan, tidak hanya merusak diri ssendiri, tetapi juga ke orang lain (bahkan mungkin orang yang kita kasihi).

Adolf Hitler adalah contoh orang yang mempunyai luka batin di masa lalu, dan seperti yang kita tahu akibat luka tersebut banyak orang yang menderita bahkan mati.

Jangan biarkan kehidupan kita dikotori oleh kepahitan, mulailah untuk mengampuni dan percaya bahwa Tuhan akan memulihkan kita dan memberi keadilan bagi kita. Hapus setiap kepahitan dihati kita hingga ke akar-akarnya dan rasakan kelepasan sejati dari Tuhan.

Tuhan Yesus Memberkati.

Kamis, 22 Juli 2010

Seberapa Besar Tuhan Yesus?

Yesus menyatakan,
"Dengan sesungguhnya Aku berkata, seseorang yg percaya kepada-Ku akan melakukan mujizat-mujizat yg sama seperti yg telah Aku lakukan, malahan lebih besar lagi, sebab Aku akan pergi kpd Bapa. Kalian dapat memohon apa saja kpd-Nya atas nama-Ku, dan Aku akan mengabulkannya, sebab hal itu akan mendatangkan pujian kpd Bapa, yaitu karena apa yg Aku, Anak itu, akan lakukan bagi kalian. Ya, mintalah apa saja, atas nama-Ku, dan Aku akan mengabulkannya."  (Yoh.14:12-14 FAYH).

Janji yg pertama yg dikatakan Tuhan Yesus dgn jelas adalah: "seseorang yg percaya kepada-Ku,....mintalah apa saja, atas nama-Ku, dan Aku akan mengabulkannya." Janji ini bisa kita dapatkan, jika kita benar-benar percaya kpd Yesus, Dia akan mengabulkan segala permintaan atas nama Tuhan Yesus. Ada konsekuensi sikap hati yg berserah kpd Kehendak Tuhan Yesus. Kita tdk bisa menyatakan keinginan daging kita dgn mengatasnamakan itu adalah kehendak Tuhan Yesus. Tuhan Yesus tahu isi hati dan segala motivasi di dlm setiap permintaan kita, dan Dia tahu apa yg kita butuhkan.

Lalu yg kedua, Tuhan Yesus melanjutkan janji-Nya,
"Jikalau kalian mengasihi Aku, patuhlah kpd-Ku. Maka Aku akan memohon kpd Bapa dan Ia akan menganugerahkan kpd kalian Penghibur yg lain, yg tidak akan pernah meninggalkan kalian, yaitu Roh Kudus, Roh yg membimbing kpd segala kebenaran. Dunia umumnya tdk dapat menerima Dia, karena dunia ini tdk mencari Dia dan tdk mengenal Dia. Tetapi kalian mengenal Dia, karena Ia tinggal bersama-sama dgn kalian sekarang dan sekali waktu kelak akan berada di dalam kalian. Sekali-kali Aku tidak akan meninggalkan kalian sbg yatim piatu. Aku akan segera datang lagi kpd kalian."  (Yoh.14:16-18 FAYH).

Tuhan Yesus menekankan kembali pada janji-Nya yg luar biasa: "Jikalau kalian mengasihi Aku, patuhlah kpd-Ku, Bapa akan menganugerahkan kpd kalian Penghibur yg lain, yg tidak akan pernah meninggalkan kalian, yaitu ROH KUDUS, Roh yang membimbing kpd segala kebenaran." Ada hubungan ketaatan pada setiap janji-janji Tuhan. Di dalam hubungan yg intim dgn Tuhan Yesus, Roh Kudus, Roh yg membimbing kpd segala kebenaran akan tinggal di dalam diri kita.

Banyak orang yg percaya Kristus sudah merasa puas dgn anugerah keselamatan dr Tuhan. Namun mereka tidak meletakkan iman, harapan doa hanya kpd Kristus. Mereka masih merasa menerima kurang dari yg diinginkan lalu menempatkan Tuhan Yesus dibalik lembaran hidup serta membuat-Nya menjadi terbatas hanya di selembar kertas perjalanan hidup sehari-hari.

Seberapa besar Tuhan Yesus di dalam hidup kita?
Sebelum kita memegang janji-janji Tuhan Yesus, lebih dulu kita harus memandang Tuhan Yesus, lebih besar dari segala permintaan kita.
Sebelum menginginkan segala permintaan kita, lebih dahulu kita hanya menginginkan Tuhan Yesus yg terbesar, lebih besar dari segala sesuatu di hidup kita.


Tuhan Yesus Memberkati.

Selasa, 20 Juli 2010

Meniru Sikap Bapa.

"DALAM segala perbuatan hendaklah Saudara mengikuti teladan Allah sebagaimana seorang anak yg sangat dikasihi mengikuti teladan ayahnya." (Efesus 5:1, FAYH)

Pernahkah kita menghabiskan waktu bersama seorang bayi atau anak kecil, lalu mereka meniru suara dan setiap gerakan kita? Bagi bayi dan anak kecil, meniru segala yg kita lakukan  adalah sebuah permainan menyenangkan mereka. Bayi dan anak kecil selalu bersemangat utk belajar hal yg baru. Mereka mengamati dan merekam apa yg kita lakukan lalu mulai belajar melakukan hal yg sama dgn yg kita lakukan.

Sama seperti anak kecil, kita semua adalah figur peniru. Sampai saat ini banyak orang mengidolakan dan meniru segala sesuatu yg dilihat di televisi, di majalah, di komunitas, serta segala sesuatu yg dipertontonkan di dunia. Namun sebagai anak Allah, kita harus menjadi peniru sikap Bapa kita, dan mengikuti teladan cinta kasih-Nya. "Kasihilah orang lain dengan mengikuti teladan Kristus yg mengasihi Saudara, dan yg memberikan diri-Nya kepada Allah sebagai suatu kurban yg menghilangkan dosa Saudara. Dan Allah bersenang hati, sebab kasih Kristus kepada Saudara bagaikan wangi-wangian yg harum bagi-Nya. (Efesus 5:2, FAYH)

Jika saat ini kita tidak ingin jadi "anak dunia", kita harus menjalani hidup yg berbeda dan jadi baru. Awali langkah kita dgn mengubah fokus. Tindakan dan sikap siapa yg kita tiru akan menentukan langkah hidup kita. Semakin kita berfokus pada Firman Allah, semakin kita akan meniru sikap Tuhan Yesus, Bapa kita. Pada akhirnya, ketika kita bersemangat membiasakan diri utk fokus pd Tuhan Yesus, sukacita damai sejahtera Allah serta berkat akan dapat kita alami setiap hari.


Tuhan Yesus Memberkati.

Hidup Dalam Kompromi Pilihan

"Jangan meniru tingkah laku dan kebiasaan dunia ini, melainkan jadilah orang dengan kepribadian yang sama sekali baru dalam segala perbuatan dan pikiran, niscaya Saudara akan mengerti dari pengalaman sendiri bahwa jalan-jalan Allah itu sempurna dan sungguh-sungguh memuaskan Saudara. (Roma 12:2 FAYH)

Pikiran akan menentukan sikap dan kebiasaan kita. Dunia menawarkan banyak pilihan gaya hidup, agar kita melepaskan fokus tujuan perjalanan hidup kita utk terus berhubungan dgn Tuhan. Dan sebenarnya, kita sendiri sebagai umat pilihan Allah sudah tahu perbedaan yg mendasar, yg baik dan buruk dari gaya hidup dunia. Kebanyakan dari umat Allah, terjebak dgn sebuah pilihan gaya hidup yg penuh kompromi dan toleransi yg salah karena takut dikucilkan dunia, atau takut masa depan akan suram jika tidak memilih berbagai macam gaya hidup yg dunia tawarkan.

"Janganlah khawatir mengenai apa pun. Dalam segala hal, berdoalah dan ajukanlah permintaanmu kepada Allah. Apa yg kalian perlukan, beritahukanlah itu selalu kepada Allah dgn mengucap terima kasih.
Maka sejahtera dari Allah yg tidak mungkin dapat dimengerti manusia, akan menjaga hati dan pikiranmu yg sudah bersatu dgn Kristus Yesus.
Akhirnya, Saudara-saudara, isilah pikiranmu dgn hal-hal bernilai, yg patut dipuji, yaitu hal-hal yg benar, yg terhormat, yg adil, murni, manis, dan baik." (Filipi 4:6-8 BIS)

JIka kita tahu jalan hidup dalam kebenaran sejati pada Kristus Yesus, tidak ada kompromi dalam pilihan hidup. Kehendak Tuhan Yesus akan tetap sama, dulu, sekarang dan sampai selama-lamanya: Mengikuti cara hidup Yesus Kristus.

Tuhan Yesus Memberkati.

Senin, 19 Juli 2010

Suara Sang Gembala

"Domba-domba-Ku mengenal suara-Ku, dan Aku pun mengenal mereka, dan mereka mengikut Aku. Kepada mereka Aku memberikan hidup kekal, dan mereka tidak akan binasa. Seorang pun tidak akan dapat merenggut mereka dari Aku, karena Bapa-Ku sudah memberikan mereka kepada-Ku, dan Bapa-Ku lebih berkuasa daripada siapapun juga. Jadi, tidak seorang pun dapat merebut mereka dari Aku. Aku dan Bapa adalah satu." (Yohanes 10:27-30 FAYH).

Tuhan Yesus berkata, "Domba-domba-Ku MENGENAL SUARA-KU, dan Aku pun mengenal mereka, dan mereka mengikut Aku."
Domba-domba piaraan akan mendengar suara gembala mereka, karena domba-domba itu hidup, karena sang gembala memberikan kpd mereka pemeliharaan penuh kasih. Sang gembala akan mengenal satu-persatu domba piaraannya, sekalipun wujud domba hampir selalu sama. Tuhan Yesus mengilustrasikan sebuah hubungan yg erat antara domba-domba dan gembala, yaitu pengenalan lewat SUARA sang gembala.

Hanya dgn DOA yg segenap hati, Roh Kudus akan hadir di dalam diri kita dan kita bisa mendengar SUARA Tuhan Yesus. Suara dari Tuhan Yesus akan selalu memberikan kekuatan; bukan keragu-raguan. Memberikan penghiburan dan peneguhan; bukan kecaman mempersalahkan dan penghukuman. Memberikan koreksi pd kesalahan kita, bukan menganggap diri kita yg paling benar.

Kita akan selalu dihadapan dgn berbagai godaan suara, dari diri kita sendiri dgn pertimbangan berpikir berdasarkan logika, rasional dan mempertimbangkan segala sesuatunya dgn akal sehat kita (suara yg dunia katakan). "Aku telah mengatakannya kepada kalian, tetapi kalian tidak percaya kepada-Ku," jawab Yesus. "Buktinya terdapat dalam tanda-tanda ajaib yg Aku buat atas nama Bapa-Ku. Tetapi kalian tidak mau percaya kepada-Ku, sebab kalian tidak termasuk kawanan domba-Ku."(Yoh. 10:24-26 FAYH)

Tanpa iman serta ketaatan, tanpa kita kenal suara untuk mengikuti tujuan dr Gembala kita, kita tidak dapat memastikan itu suara yg kita dengar adalah dari Tuhan Yesus, Sang Gembala yang memberikan hidup kekal.

Tuhan Yesus Memberkati

Sabtu, 17 Juli 2010

Masa Depan

"Berserulah kepada-Ku maka Aku akan menjawab serta memberitahukan kepadamu rahasia mengenai perkara-perkara besar yang tidak kau ketahui dan tidak dapat kau pahami." (Yeremia 33:3 FAYH)

Setiap seruan doa-doa kita dari hati yg tulus, Allah sendiri yg akan memberitahukan segala kehendak-Nya lewat Roh Kudus yg tinggal di dalam roh kita. Lebih bijak bagi kita untuk mempersiapkan waktu kita, kepedulian, saat hening, pengendalian diri dan segala sesuatu yg kita miliki dgn semangat seperti halnya kita merapikan ruangan yg kita diami setiap saat, untuk menyambut Tuhan Yesus masuk ke dalam diri kita.

Allah tidak hanya tahu masa depan kita, karena Allah ada di masa depan. Allah tidak hanya berjalan bersama kita hari ini, karena Allah telah berjalan di masa depan kita. Allah sudah melihat setiap hal yg akan kita hadapi.

Tuhan Yesus Memberkati

Jumat, 16 Juli 2010

Belajar Rendah Hati

"Dan rendahkanlah dirimu seorang kepada yang lain di dalam takut akan Kristus" (Efesus 5:21)

Kerendahan hati adalah dasar dari sebuah pernikahan yang berbahagia. Merendahkan hati adalah dengan sukarela mengangkat orang lain di atas diri kita sendiri untuk melayaninya. Suami-istri hendaknya saling merendahkan diri, saling mengangkat dan saling melayani. Paulus memulai suatu diskusi tentang tanggung jawab pernikahan setelah dia menyatakan prinsip-prinsip umum tentang merendahkan diri.

Didalam hubungan pernikahan, kerendahan hati membuat dua pribadi bisa berfungsi sebagai satu tubuh, saling melengkapi dan bukannya saling bersaing. Efesus 5:21-23 menunjukkan bagaimana Yesus telah menjadi model bagi tanggung jawab seorang suami dan istri. Yesus telah merendahkan diri dan taat kepada Bapa dan melepaskan segala hak yang DIA punya.... yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,...(Filipi 2:6). Begitu juga, hendaknya sang istri taat dan merendahkan diri kepada suaminya. Hai istri-istri, tunduklah kepada suamimu, sebagaimana seharusnya didalam Tuhan. (Kolose 3:18)

Kerendahan hati yang sejati menurut Alkitab adalah merupakan kesukaan sang wanita yang kreatif yang berusaha menemukan bagaimana dia bisa menunjukkan kepada suaminya bahwa dia menghormati, mengagumi dan bergantung padanya. Ini berarti bahwa sang istri akan menjadi lebih tertarik kepada kebutuhan suaminya daripada kebutuhannya sendiri.

Ketaatan dan kerendahan hati sang istri pada suaminya bisa terlihat dengan baik ketika dia mendorong peran kepemimpinan sang suami dan tidak pernah berusaha untuk menghancurkan, memudarkan dan melemahkan atau menguranginya. (lw)

Tuhan Yesus Memberkati.

Rabu, 14 Juli 2010

Keintiman Hati

"Sebab itu orang-orang Farisi dan guru-guru agama itu bertanya kepada Yesus, "Mengapa pengikut-pengikut-Mu itu makan dengan tangan yang tidak dicuci? Apa sebab mereka tidak menuruti adat istiadat nenek moyang kita?" Yesus menjawab, "Kalian orang-orang munafik! Tepat sekali apa yang dinubuatkan Yesaya tentang kalian, yaitu, 'Begini kata Allah, Orang-orang itu hanya menyembah Aku dengan kata-kata, tetapi hati mereka jauh dari Aku." (Markus 7:6 BIS)

Yesus berbicara tentang sebuah tradisi yg telah menjadi kebiasaan, namun menyangkal perintah Bapa dalam ibadah mereka. Mereka tidak memiliki hati yg bertobat sehingga mengakibatkan mereka menerima konsekuensi dari kemunafikan. Yesus sangat menginginkan mereka mengenakan hati dgn motivasi mengenal dan mendekat ke Hati Bapa, bukan dgn sekedar kata-kata.

Dgn hati yg terbuka menerima Yesus masuk kedalam diri kita, kita akan bertumbuh, kita menerima hidup yg penuh anugerah penghargaan dan berkat yg melimpah. Kita akan bergerak maju mengikuti semua rencana yg telah Tuhan rancang di dalam hidup kita. Tuhan Yesus akan memberitahu kpd kita misteri-Nya melalui wahyu, bahwa Dia rindu untuk memberikan kpd kita, Roh Kudus akan membimbing pengertian kita yg melampaui segala pengetahuan. Dia menundang kita mendekat intim dgn-Nya, berhubungan dgn pengenalan yg terdalam.

Seperti menyatukan hati dgn memasuki Ruang Hati-Nya yg Maha Kudus. Seperti itulah sikap Kasih sepenuh hati. Dimana ada keintiman, ada kuasa kasih, ada berkat, ada damai sejahtera. Untuk menerima kepenuhan kuasa kasih Tuhan, kita harus menumbuhkan penghormatan kpd-Nya, berkomunikasi dgn penuh hormat dan kita akan mendengarkan-Nya dan peduli dgn segala yg Dia katakan. Keintiman hati kita dgn Hati Tuhan Yesus adalah penghargaan hubungan pribadi yg erat, penuh hormat, lebih dari memiliki pengetahuan atau pengalaman di dalam hidup.

Disaat kita bisa merasakan suasana hati yg tenang, saat yg sama kita akan bisa berkomunikasi dgn hormat kpd Hati Yuhan Yesus (mengucapkan doa), saat itu juga kita mengeluarkan perkataan dan tindakan yg benar-benar terpancar dr hati yg memuji dan menyembah.

Tuhan Yesus Memberkati.

Selasa, 13 Juli 2010

Tidak Ada yang Baru

"Apa yang pernah terjadi, akan terjadi lagi. Apa yang pernah dilakukan, akan dilakukan lagi. Tidak ada sesuatu yang baru di dunia ini. Ada orang yang berkata, "Lihatlah, ini baru!" Tetapi, itu sudah ada sebelum kita lahir." (Pengkhotbah 1:9-10 BIS)

Rutinitas sehari-hari cenderung kita lakukan berulang-ulang, dri waktu ke waktu kita makan, tidur, bekerja, dan merapikan diri. Bahkan segala sesuatu yg kita lakukan, kita dapatkan atau kita beri, tidak ada yg baru, selama kita masih di dunia ini.

Ada cara lain untuk memandang kehidupan ini. Setiap kali kita mengulang jalur kita, sebenarnya kita akan selalu membuat sebuah keputusan. Kita dapat memandang peran kita dalam kehidupan sehari-hari hanyalah untuk menyelesaikan tugas kita, atau justru melihatnya sebagai suatu kesempatan yg indah untuk mengenal dan menikmati anugerah dan kebaikan Tuhan. Dalam setiap kejadian di kehidupan yg berulang-ulang ini, jika kita berserah kpd Tuhan, Tuhan akan membentuk karakter kita, menguatkan iman hingga kita dewasa rohani, menambahkan pengharapan, dan menguatkan daya tahan kita. Di setiap kejadian biasa yg kita alami, Allah memberi kpd kita sesuatu yg lebih utk dapat kita nikmati dgn sukacita dan penuh syukur.

Setiap kejadian yg membuat kita bersukacita dalam kebenaran adalah pemberian Tuhan. Siapakah yg dapat makan dan merasakan kenikmatan kalau terpisah dari Dia? Karena Allah memberikan kebijaksanaan, pengetahuan, dan sukacita kepada orang yg menyukakan hati-Nya.
Hidup diluar Tuhan, kita hanya akan berfokus pd kenyamanan diri sendiri, pikiran dan tindakan seturut hati kita sendiri. Di sini pun kita dapat melihat kejadian kesia-siaan, sama seperti mengejar-ngejar angin belaka, dan kita akan hadapi segala sesuatu akan terjadi berulang-ulang.

Ambil dan gunakan setiap detik kehidupan ini utk mempertajam karakter dan sikap hati kita, karena hidup bersama Tuhan adalah suatu asahan.

Tuhan Yesus Memberkati.

Hati Yang Baru

"Maka kita tidak lagi seperti anak-anak, yg kepercayaannya selalu berubah karena ada orang yg mengemukakan suatu pendapat lain, atau membohongi kita demikian rupa, sehingga kebohongan itu seakan-akan suatu kebenaran. Tidak, tetapi sebaliknya dgn penuh kasih kita senantiasa mengikuti kebenaran -- berkata benar, berbuat benar, hidup benar. Dgn demikian, di dalam segala hal kita makin lama makin menyerupai Kristus yg menjadi kepala dari tubuh-Nya. Di bawah pimpinan-Nya seluruh tubuh itu disatukan dgn sempurna, dan setiap bagian dgn tugasnya yg khusus menolong bagian-bagian lain, sehingga seluruh tubuh itu tetap sehat, tumbuh, dan penuh dengan kasih..." (Efesus 4:14-15 FAYH)

Bagaimana jika pada satu hari-satu malam Hati Kristus tinggal di dalam diri kita, menguasai sepenuhnya hati kita? Pada saat itu kita tidak merasakan hati kita, hidup kita benar-benar dipimpin oleh Hati Kristus. Tentu Tuhan Yesus akan memprioritas kehidupan dgn mengatur segala tindakan kita. Hasrat Kasih-Nya akan mengatur sikap hati dan perilaku kita.

Tentunya kita sudah menyadari arti sebuah perubahan di dalam perilaku dan sikap lama dan kebiasaan hidup kita (baca. Efe 4:14-22). Jika kita bisa membayangkan hal yg luar biasa di atas tadi, merasakan Hati Kristus tinggal di dlm hati kita, tentunya kita akan mengalami sosok diri kita yang benar-benar baru. Jika kita bisa mengalami hidup baru itu sehari semalam, apakah kita masih bisa melakukannya untuk sehari berikutnya?

Sekarang semua sikap dan pikiran Saudara harus selalu menjadi makin baik. Ya, Saudara harus menjadi manusia baru, yang baik dan kudus. Kenakanlah sifat yang baru itu. (Efesus 4:23-24 FAYH)

Tuhan Yesus Memberkati.

Senin, 12 Juli 2010

Hidup Dengan Perasaan atau Firman-Nya?

"Semua orang yg dipimpin oleh Roh Allah adalah anak-anak Allah. Maka kita tidak usah menjadi seperti hamba yg membungkuk-bungkuk ketakutan, tetapi kita harus berlaku seperti anak Allah sendiri, yg diangkat menjadi anggota keluarga-Nya, dan memanggil Dia: "Bapa." Karena jauh di dalam lubuk hati kita, Roh-Nya yg kudus berbicara kepada kita dan menyatakan bahwa kita benar-benar anak Allah. (Roma 8:14-16 FAYH)

Perasaan kita bisa sangat menipu, karena perasaan kita selalu timbul dari semua keinginan kita, seperti ketakutan, prasangka, pergaulan, gaya hidup dan pengalaman masa lalu. Hanya dengan Roh Allah kita bisa mengembangkan kepekaan hati untuk memilah mana yg benar, yg salah dan yg bisa menyesatkan. Namun yg kerap kali terjadi, kita hanya benar-benar dapat menerima pimpinan Roh Kudus hanya sesaat, hanya satu hari, setelah itu cara berpikir kita berikutnya mengikuti yg salah.

Begitu sering kita membuat keputusan berdasarkan apa yg kita rasakan atau pikirkan. Dan kita melakukan tanpa menyadari bahwa kita telah melakukan sesuatu yg bertentangan dengan pemikiran Tuhan. Kita akan subyektif dengan perasaan kita, dan kita mungkin menganggap mendengar suara Tuhan ditengah masalah dan zona kenyamanan hidup kita. Oleh karena itu, orang yg masih di bawah kekuasaan tabiat lama dan cenderung untuk mengikuti keinginan lama yg jahat, tidak mungkin dapat menyukakan hati Allah.

Roh Kudus akan selalu berbicara objektif di dalam Firman-Nya pada kita, apakah kita akan menyukai atau tidak, tertarik atau tidak. Ambil waktu hening, berdiam, hanya itu. Lalu berikan prioritas keyakinan kita pada inti kebutuhan dan tujuan hidup kita seperti yg Firman Allah katakan.

Tuhan Yesus Memberkati.

Sabtu, 10 Juli 2010

Kerendahan Hati Yesus

Kerendahan hati adalah bekal hidup bagi orang yg percaya pd Kristus. Kerendahan hati akan selalu bertentangan dgn dunia dan gaya hidupnya. Gaya hidup dunia itulah yg menyebabkan banyak dari orang percaya enggan menggunakan 'bekal hidup' yg diajarkan Yesus. Dunia akan selalu menantang kita sbg orang percaya utk lebih menonjolkan harga diri sbg manusia yg pasti bisa, mampu, layak dan tingkatan derajad duniawi lainnya.

Namun Yesus menunjukkan pada dunia beberapa sikap rendah hati-Nya di Injil Yohanes:
  • "..Ia hanya melakukan apa yang Ia lihat dilakukan oleh Bapa-Nya. Sebab apa yang dilakukan oleh Bapa, itu juga yang dilakukan oleh Anak." (Yohanes 5: 19 BIS).
  • "Aku tak dapat berbuat apa-apa atas kemauan-Ku sendiri. Aku hanya menghakimi sesuai dengan yang diperintahkan Allah. Dan keputusan-Ku adil, sebab Aku tidak mengikuti kemauan sendiri, melainkan kemauan Bapa yang mengutus Aku." (Yohanes 5: 30 BIS)
  • "Sebab Aku turun dari surga, bukan untuk melakukan kemauan sendiri, melainkan kemauan Dia yang mengutus Aku." (Yohanes 6:38 BIS)
  • "Yesus menjawab, "Yang Aku ajarkan ini bukan ajaran-Ku, tetapi ajaran Dia yang mengutus Aku." (Yohanes 7:16 BIS)
  • "... Aku tidak datang atas kemauan-Ku sendiri. Aku diutus oleh Dia yang berhak mengutus Aku, dan Ia dapat dipercaya. Tetapi kalian tidak mengenal Dia." (Yohanes 7:28 BIS)
  • "...dan kalian akan tahu bahwa tidak ada satu pun yang Kulakukan dari diri-Ku sendiri. Aku hanya mengatakan apa yang diajarkan Bapa kepada-Ku." (Yohanes 8:28 BIS)
  • "..Aku tidak datang dengan kemauan sendiri, tetapi Dialah yang mengutus Aku." (Yohanes 8: 42 BIS)
  • "Aku tidak mencari kehormatan untuk diri sendiri. Ada satu yang mengusahakan kehormatan untuk-Ku, dan Dialah yang menghakimi." (Yohanes 8:50 BIS)
  • "...Apa yang Kukatakan kepadamu, tidak Kukatakan dari diri-Ku sendiri. Bapa yang tetap bersatu dengan Aku, Dialah yang mengerjakan semuanya itu." (Yohanes 14: 10 BIS)
  • "Orang yang tidak mengasihi Aku, tidak menuruti ajaran-Ku. Ajaran yang kalian dengar itu, bukan dari Aku, melainkan dari Bapa yang mengutus Aku." (Yohanes 14: 24 BIS)

Saat ini kita ambil waktu untuk diam dan memeriksa hati, apakah saat ini kita telah menggunakan bekal hidup kerendahan hati yg Tuhan Yesus berikan kpd kita? Kita mulai tanyakan pd Tuhan Yesus, di setiap doa kita. Lalu kita perhatikan orang lain yg telah memakai bekal kerendahan hati mereka di sekitar kita. Awali langkah kita dengan memuji, bersyukur dan menyembah Tuhan Yesus dengan sepenuh hati.




Tuhan Yesus Memberkati.

Jumat, 09 Juli 2010

Allah yang Tidak Berubah

"Setiap pemberian yang baik dan hadiah yang sempurna datangnya dari surga, diturunkan oleh Allah, Pencipta segala terang di langit. Ialah Allah yang tidak berubah, dan tidak pula menyebabkan kegelapan apa pun." (Yakobus 1:17 BIS)

Jika saat ini kita sedang dalam kesulitan atau pergumulan berat, jangan pernah putus asa, apalagi lari dan minta pertolongan kepada 'allah-allah' lain. Datanglah kepada Tuhan Yesus karena Ia sangat bisa kita andalkan. Kuasa, kasih, kesetiaan dan kebaikan-Nya tidak akan pernah berubah. Dia rindu melakukan segala sesuatu yg baik bagi kita. "Tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya yg besar kepada kita dengan mengutus Kristus supaya mati untuk kita pada waktu kita hidup dalam dosa." (Roma 5:8 FAYH).

Jika saat ini kita mendapatkan kekuatan, ketenangan dan damai sejahtera Allah di dalam hidup, berterimakasihlah hanya pada Tuhan Yesus, karena itu semua datang dari surga, diturunkan oleh Allah. Kita patut berbahagia, sebab walaupun segala sesuatu di dunia ini berubah, Tuhan Yesus selalu mengasihi kita, memberi anugerah, belas kasihan dan selalu mengampuni. Tuhan Yesus tidak akan pernah berubah sekalipun setiap kali keadaan kita berubah. Bukankah kita yg seringkali selalu berubah, tidak lagi setia, bersungut-sungut menyalahkan Tuhan dgn anugerah-Nya, ketika kita mengalami peristiwa yg tidak baik?

Kuatkan dan tetapkan hati, karena kita memiliki Tuhan yg tidak akan berubah.

Tuhan Yesus Memberkati.

Kamis, 08 Juli 2010

Mengenal Kehendak dan Hati Tuhan Yesus.

"Sebab Aku menyukai kasih setia, dan bukan korban sembelihan, dan menyukai pengenalan akan Allah, lebih dari korban-korban bakaran." (Hosea 6:6)

Banyak orang berkata mengasihi Tuhan, bahkan sering kita lantunkan dalam sebuah tajuk pujian seperti yg berbunyi: "Aku mengasihi Engkau, Yesus, dgn segenap hatiku." Namun seringkali kontras dgn tindakan kita atau kenyataan yg ada. Bagaimana kita bisa mengasihi Tuhan jika tidak mengenal pribadi-Nya? Pengenalan akan Tuhan bukan sekedar tahu Dia adalah Yesus Juruselamat manusia. Mengenal Tuhan berarti kita punya hubungan karib dgn-Nya. Tahu apa kehendak & isi hati-Nya, memahami apa saja kesukaan-Nya atau pun yg Dia benci sekalipun. Kita harus benar-benar menjaga perasaan hati Tuhan supaya tidak tersakiti oleh apa yg kita perbuat.
Tuhan Yesus tidak pernah meminta balasan berbentuk harta, jabatan, atau kesibukan kita, yg Dia minta adalah kasih setia dan pengenalan akan Dia. "Tingallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku." (Yohanes 15:4).

"Tetapi orang yang mengasihi Allah, ia dikenal oleh Allah." (1 Korintus 8:3)

Tuhan Yesus Memberkati.

Damai Duniawi atau Damai Sejahtera Allah

"Sekiranya kamu menaati hukum-hukum-Ku, maka kamu merasakan damai sejahtera seperti sungai yg tenang dan tidak pernah kering. Kebenaranmu akan seperti gelombang-gelombang laut yg tidak pernah berhenti." (Yesaya 48:18 FAYH)

Dunia menawarkan damai yg dapat diperoleh ketika setiap orang memiliki harta melimpah, harga diri pd kedudukan yg tinggi atau meraih kesuksesan tertentu dalam hidup ini. Dgn berusaha keras agar harapan untuk menikmati damai sejahtera itu terwujud. Keinginan mereka hanya agar hati terhibur senang dan stres hilang. Mungkin mereka bisa tertawa lepas sepanjang malam, tapi bukan mengalami damai. Itu hanya kelegaan hawa nafsu-damai duniawi yg sesaat. Banyak orang Kristen terjerat di dalamnya.

Tidak ada damai sejahtera sejati yg lain selain hanya di dalam Yesus Kristus. Bila kita sudah mulai merasakan kehampaan hidup, itu tandanya kita tidak damai sejahtera dan kita sedang menjauh dari Sang Sumber Damai Sejahtera Sejati. Ketika kita membangun keintiman brsama Tuhan dgn menyediakan waktu untuk merenungkan firmanNya siang & malam, maka kasih-Nya akan selalu mengalir memenuhi hati kita. Lewat ketenangan & saat teduh, di saat hati kita merasakan KASIH TUHAN, saat itulah kita bisa alami Damai Sejahtera Allah. Firman Tuhan sarat dgn perintah dan janji-janji-Nya. Kita akan menerima damai sejahtera pd janji-janji-Nya jika kita pun mengerjakan apa yg jadi bagian kita. Damai Sejahtera Allah tersedia bagi orang-orang yg setia dan taat pada-Nya. "..roh memang penurut, tetapi daging lemah." (Mat. 26:41b).

"Tetapi tidak ada damai sejahtera bagi orang-orang jahat." Demikianlah firman TUHAN." (Yesaya 48:22 FAYH)

Tuhan Yesus Memberkati.

Senin, 05 Juli 2010

Seperti Keluarga

"Mereka yang telah dipilih oleh Allah, telah juga ditentukan dari semula untuk menjadi serupa dengan Anak-Nya, yaitu Yesus Kristus. Dengan demikian Anak itu menjadi yang pertama di antara banyak saudara-saudara." (Roma 8:29 BIS)

Sejak dari awal rencana Allah adalah membuat kita menjadi seperti Anak-Nya, Yesus Kristus. Dalam semua ciptaan-Nya, hanya manusia yg sengaja diciptakan menurut gambar Allah. Ini adalah kehormatan besar dan memberi kita martabat yang tinggi. Namun gambaran serupa dgn Allah, telah menjadi rusak karena perbuatan dosa. Maka Allah mengutus Yesus Kristus dgn suatu misi untuk mengembalikan citra Allah seutuhnya. Orang yg percaya Kristus sering menggunakan ungkapan "seperti bapa/ayah, seperti anak" untuk merujuk kepada kemiripan pada sebuah keluarga. Ketika orang lain melihat figur gambaran saya di wajah anak-anak saya, itu menyenangkan hati saya. Tuhan juga ingin anak-anak-Nya pun memancarkan gambaran rupa yg sama dgn-Nya.

"Jika Saudara sungguh-sungguh telah mendengar suara-Nya dan telah belajar dari Dia mengenai kebenaran-kebenaran ttg diri-Nya, maka buanglah sifat lama yg jahat itu, yg menjadi sekutu Saudara dalam melakukan hal-hal yg jahat, yg sama sekali busuk, penuh dgn hawa nafsu dan tipu daya. Sekarang semua sikap dan pikiran Saudara harus selalu menjadi makin baik. Ya, Saudara harus menjadi manusia baru, yg baik dan kudus. Kenakanlah sifat yg baru itu. (Efesus 4:21-24 FAYH)

Tuhan Yesus Memberkati.

Sabtu, 03 Juli 2010

Melayani Allah dengan Melayani Orang Lain

"Siapa saja yang ingin menjadi besar harus menjadi pelayan." (Markus 10:43 MSG)

Dunia mendefinisikan makna kebesaran dari segi kuasa, harta, prestasi, dan jabatan. Dalam budaya kita, "aku adalah yg pertama". Melakukan segala sesuatu seperti seorang pelayan bukan merupakan gaya hidup yg sama sekali tidak menguntungkan. Namun bagi Tuhan Yesus, kebesaran seseorang bukan diukur dr status melainkan bagaimana pelayanannya.
Allah menentukan kebesaran kita dgn berapa banyak orang yg bisa kita layani, bukan berapa banyak orang yg melayani kita.

Setiap orang ingin memimpin, tidak seorang pun ingin menjadi pelayan. Banyak orang menjadi lebih suka menjadi "hamba yg memimpin" bukan menjadi hamba pelayan biasa. Jika kita ingin mengikuti gaya hidup Yesus dlm melayani, kita harus menghapus berbagai syarat, seperti berpusat pd diri sendiri dan bisa memerintah orang lain.
Meskipun kita tahu pentingnya melayani Tuhan, tanpa memiliki hati seorang hamba, kita akan tergoda untuk menyalahgunakan pelayanan kpd Tuhan hanya utk keuntungan pribadi. Seringkali Allah menguji hati kita dgn meminta kita untuk melayani dgn cara-cara sederhana. Jika kita melihat seseorang jatuh, Allah mengharapkan kita membantu dia berdiri, bukan dgn berdalih, "Aku tidak begitu kuat menarik dia utk berdiri."

Apa yg kita lakukan menunjukkan bagaimana bentuk pelayanan kita, tetapi dgn hati seorang hamba, akan menunjukkan kedewasaan kita. Semua orang bisa melayani, yg diperlukan hanyalah memiliki hati dan karakter seorang pelayan. (baca. Matius 7:15-16).

Tuhan Yesus Memberkati.

Jumat, 02 Juli 2010

Identitas Sejati yang Diperlukan.

"Sejak waktu itulah Yesus memberitakan: "Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!. Dan ketika Yesus sedang berjalan menyusur danau Galilea, Ia melihat dua orang bersaudara, yaitu Simon yg disebut Petrus, dan Andreas, saudaranya. Mereka sedang menebarkan jala di danau, sebab mereka penjala ikan. Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan kujadikan penjala manusia. Lalu merekapun segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia." (Matius 4:17-20 BIS)

Tugas-tugas, karir, profesi dan apapun yg kita kerjakan adalah cerminan jati diri kita-identitas kehidupan di dunia. Namun pada saat semua itu tidak lagi kita kerjakan, apa yg akan kita jadikan acuan sbg identitas jati diri kita? Siapa identitas sejati kita yg sesungguhnya?

Siapa diri kita yg sesungguhnya, hanya dapat ditemukan di dalam relasi kita dgn Tuhan Yesus. Identitas ini yg akan mengemudikan tingkah laku kita. Matius, sbg seorang pemungut cukai di Kerajaan Romawi adalah salah satu contoh. Perjalanan hidupnya saat itu dipenuhi dgn keserakahan. Namun segalanya berubah ketika Yesus muncul dan mengundang Matius untuk mengikuti-Nya.

Yesus adalah Pribadi yg meyakinkan, dan Dia masih mencari pengikut. Dia ingin membuat hidup kita menjadi bermakna dgn memberikan kpd kita identitas sbg pengikut Kristus. Hal ini bukan berarti kita harus melepaskan karir kita, tetapi kita akan siap mengerjakan tugas-tugas dalam perjalanan hidup kita sesuai dgn kehendak dan jalan-Nya.
Mari kita berseru pd Tuhan Yesus, agar kita mengikuti-Nya dgn iman dan tiap hari terus belajar utk menyenangkan-Nya dalam segala hal yg kita lakukan.

Jika kita adalah pengikut Yesus, hanya itu identitas sejati yg kita perlukan saat ini.

Tuhan Yesus Memberkati.